Ajaran Makrifat Pangeran Katon - Sedulor Klenik, dunia supranatural atau orang biasa menyebutnya sebuah mitos, klenik,mistik bahkan berbau goib dan menyan tidak terlepas dengan adanyan Ajaran Makrifat Pangeran Katon. Disadari atau tidak masayarakat sering kali malu-malu untuk menyakininya bahkan ada yang menolak akan keberadaannya. Dan tidak sedikit pula yang menyetujui atau bahkan menjadikan suatu hal yang wajar untuk hal seperti itu. Dan disisi lain dari itu ada pula yang cuma mengaitkanya dengan yang bernama budaya atau tradisi semata tanpa adanya hal yang mendasar dari pada sumber yang berkaitan dengan Ajaran Makrifat Pangeran Katon. Dan percaya atau tidak masyarakatpun baru-baru ini acuh tak acuh dengan hal itu. Terlepas dari itu semua mari kita meandangnya sebuah hal keniscayaan yang ada dan sebagai khasanah budaya local yang patutu untuk kita hormati.
Klenik dan Ajaran Makrifat Pangeran Katon memang asik untuk diperbincangkan dan terkadang membuat kita sendiri penasaran akan hal itu.Menurut wikipedia.org --Klenik (di dalam bahasa Jawa) adalah sesuatu yang tersembunyi atau hal yang dirahasiakan untuk umum. Klenik identik dengan hal-hal mistis yang cenderung berkonotasi negatif. Kamus besar bahasa Indonesia dalam versi daring[1] menempatkan klenik sebagai sebuah aktivitas perdukunan. Klenik juga dikaitkan dengan banyak hal yang tidak dapat dicerna dengan akal namun dipercaya oleh banyak orang. Dalam kultur Jawa ada ilmu yang disebut ilmu tua. Yaitu, ilmu yang diajarkan kepada mereka yang sudah matang dalam kesadarannya. Hal ini dimaksudkan agar tidak disalahgunakan, atau disalahartikan. Ilmu yang demikian ini adalah klenik.
Ilmu Klenik adalah Pengetahuan yang menjelaskan hal-hal yang gaib. Hal-hal yang bersifat tersembunyi. Wilayah misteri. Salah satu ilmu atau pengetahuan yang ada diwilayah klenik adalah agama. Banyak hal dalam agama yang tidak dapat diuji kebenarannya (diverifikasi). Kebenarannya hanya bisa dimengerti oleh mereka yang menempuh ilmu makrifat. Bagi orang awam kebenaran agama cukup diyakini. Ini klenik namanya! Namun jangan salah terima, ini tidak berarti agama menyesatkan orang. Tidak demikian. Hal-hal yang bersifat klenik pun dimaksudkan untuk kesejahteraan manusia. Bukan untuk mendorong manusia ke dunia gelap. Banyak orang yang salah anggapan. Klenik disamakan dengan upaya mengarang agar cocok hasilnya. Orang yang menganggap klenik sebagai othak-athik mathuk, maka ia dapat disamakan dengan Marx yang menganggap agama sebagai candu. Sungguh naif apabila kita tidak memahami suatu ilmu, lalu ilmu itu kita golongkan ke dalam tahayul atau klenik yang selama ini dipahami oleh banyak orang, yaitu othak-athik mathuk.
Klenik sering dikaitkan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia ghaib, paranormal, dukun, mahluk halus, jimat, jin, siluman dan sejenisnya. Jika kita bicara klenik maka yang dipikirkan adalah hal-hal yang tidak dapat dilihat dengan mata dan dianggap mempunyai hubungan langsung dengan manusia. Heboh di dunia klenik dan kaitannya dengan politisi dimulai ketika Akademisi dan Sejarawan JJ Rizal menilai banyak politikus melakukan hal-hal berbau klenik untuk memperlancar karir politik, termasuk salah satu pelakunya adalah PPL. Tindakan PPL nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum naik menjadi Gubernur adalah salah satu bagian dari aktivitas klenik yang dilakukan. Wasekjen PDIP DMP Kristianto menegaskan aktivitas nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum PPL naik jadi Gubernur tak bisa diartikan sebagai klenik. Dia menilai nyekar ke sebuah makam itu merupakan hal yang biasa di Indonesia."Nyekar itu bukan bagian dari klenik, nyekar itu bagian dari budaya," kata DMP saat berbincang dengan detikcom, Kamis (14/11/2013).Pada dasarnya nyekar ke makam merupakan satu dari sekian tradisi yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Jawa. "Kalau nyekar makam itu disebut klenik, berarti misalnya presiden nyekar ke makam pahlawan juga disebut klenik," ujarnya.
DMP mengingatkan, dalam memberikan penilaian terhadap klenik harus diperjelas seperti apa konteksnya. Dia tak setuju jika kegiatan nyekar disebut sebagai salah satu aktivitas berbau klenik."Tolong diperjelas dulu definisi klenik yang dimaksud itu seperti apa," jelas DMP. Bagi para akademisi, yang selalu menggunakan pola pemikiran ilmiah maka klenik dianggap musrik dan sudah tidak jamannya dipakai pada jaman sekarang ini. Boleh dibilang mereka membuat pernyataan ngawur begitu karena itu memang bukan ranah dan wilayah kekuasaan keilmuan mereka. Sama saja orang ekonomi bicara ilmu tehnik, orang tehnik bicara ekonomi makro. Tidak nyambung, mungkin bisa jadi sangat tidak pas. Ibarat bicara matematika geometri kepada orang buta huruf, bicara rumus integral kepada anak playgroup, bukan pada tempatnya. Hal yang sama, ketika para pelaku spiritual, klenikus memberikan tanggapan, mereka tidak dapat menjelaskan gambaran secara utuh hubungan antara dunia nyata dan dunia ghaib, dua dunia dalam satu kesatuan. Karena berbicara dengan para akademisi artinya berbicara menggunakan pemikiran ilmiah dan intelektual, dan lagi-lagi, biasanya ini menjadi tidak nyambung, karena memang bukan ranah dan wilayahnya. Akhirnya dua dunia ini hidup sendiri-sendiri.
Saya akan jelaskan secara utuh kaitan dunia nyata dan kaitannya dengan dunia ghaib, dunia klenik. Sebenarnya dua bagian ini berhubungan langsung satu dengan yang lain. Alam semesta terdiri dari dua dunia, dunia nyata dan dunia tidak nyata. Dunia nyata adalah dunia yang dapat dilihat dengan indra penglihatan secara langsung, sedangkan dunia tidak nyata adalah dunia yang tidak dapat dilihat secara langsung menggunakan indra penglihatan secara langsung. Dunia tidak nyata ini sering disebut dengan dunia ghaib, klenik, perdukunan.
Dapat sedikit memberikan inspirasi berata pentingnya untuk memperdalam ilmu Agama baik itu Tauhid maupun syariat sebagai bekal pondasi untuk mencapai tinggat ketaqwaan dan derajat yang tinggi.Sehinga semoga melalui ulasan Ajaran Makrifat Pangeran Katon, Kita dapat memmetik pelajaran yang terkandung didalamnya dan mampu mengamalkanya.Dengan Ajaran Makrifat Pangeran Katon kita bisa ambil yang baiknya saja
Ajaran Makrifat Pangeran Katon atau Ajaran Spiritual Pangeran Katon ini adalah hasil perenungan saya selama ini mengenai hal-hal yang terkait dengan spiritualisme. Jadi, jangan tanya ini saya dapat dari kitab mana, dari guru mana, dll.
Rangkaian tulisan ini sebelumnya sudah saya posting secara bersambung di Facebook saya, jadi apa yang tampil di sini adalah merupakan Reposting dari tulisan-tulisan saya tersebut.
Berikut ini rangkaian Ujaran & Ajaran Makrifat Pangeran Katon
UJARAN DAN AJARAN MAKRIFAT PANGERAN KATON.
Dibalik Ajian, ada ujaran dan ajaran... termasuk dalam keilmuan ini.
MANTRA AJI PAMUNGKAS PANGERAN KATON
"Allah Mobah Jroning Ambegan, Allah Mosik Jroning Ati. Ya Roso, Ya Rosul. Ya Rosoning Pangeran Katon. Wujud"
Itu tadi Mantra (Affirmasi) untuk mewujudkan Segala Maksud. Merubah impian agar jadi kenyataan, dll. Insya Allah, bi idznillah.
'Mantra Aji Pamungkas Pangeran Katon" itu tadi asli dari ilham ketika saya melekan di saung jatidiri gresik. Jadi itu original dari NAQSDNA sumbernya.
Arti Mantra Pangeran Katon.
Allah mobah jroning ambegan.
Ada gerak ilahi di dalam Nafas.
Allah mosik jroning Ati
Ada Getaran Kuasa ilahi di dalam hati
Ya Roso, Ya Rosul...
Rasa sejati yang ada di level kesadaran murni, adalah penuntun sejati kita.
Ya Rosoning Pangeran Katon..
Manusia adalah cermin dari Wajah Tuhan. Manusia adalah Co Creator Tuhan dalam melestarikan alam semesta.
}
Bahasa mudahnya, gini ajalah... saat kita sudah mengenal dirisejati. Maka daya kuasa ilahi juga menjadi bagian dari sifat kita. Dah gitu saja.... hehehehe...
Setelah semua energi makna diatas masuk dalam kesadaran, selanjutnya... Kun fa yakun... terwujudlah apa yang menjadi kehendaknya.... (bi idznillah)....
Nah, mantra APPK bukan sekedar password dari ilmu. Tapi di dalamnya berisi petunjuk akan keilmuan itu sendiri. Yang jika dijabarkan, bisa luas banget itu..
Mulai Mind Technology, Quantum Vibrasi, connectedness, quantum entanglement, jatidiri, dll. Masuk semua untuk menjabarkan mantra itu.
Jadi, baca mantra itu harus juga faham filosofisnya. Agar muncul powernya...
Ngunu...
*************
Sandi Sastro Pangeran Katon Part 2
Doa malam ini :
"Ya Allah, saya ikhlas menerima buah masa lalu, sepahit apapun itu. Dan saya berniat untuk hidup lebih baik, mulai sekarang dan seterusnya. Tunjukilah dan Bimbinglah kami agar senantiasa dapat berjalan di atas jalan yang Engkau Ridloi. Aamiin..."
Sastro Aji Pangeran Katon Level 2.
"Allah mobah jroning Nafas. Allah mosik jroning Nufus, Ya Roso, Ya Rosul, Ya Rosoning Pangeran Jati. Ya... Hu Allah...."
Nb.
Adakalanya, sebuah doa selain sebagai suatu permohonan, doa juga merupakan sebuah penegasan ke dalam pikiran bawah sadar kita sendiri.
*******
SANDI SASTRO PANGERAN KATON
Kalimat-kalimat dalam mantra Ini hakikatnya adalah Sandi Sastro. Ada ujaran dan ajaran rahasia didalam sebait kalimat puisi yang sederhana ini.
Ada pelajaran mengenai lelaku, kesadaran, sikap serta pandangan hidup.
Ada ajaran mengenai bagaimana cara mengorbit pada sang khalik. Terkoneksi dengan Tuhan, mengenal dirisejati, hingga diri selalu ada dalam himpunanNya.
Kalimat-kalimat ini sangat sederhana, tetapi luas dan dalam jabarannya.
Itu sebabnya, jika Mindset dan cara pandang anda masih sama saja dengan cara pandang anda terhadap ilmu japamantra yang umum berlaku di masyarakat. Memahami Mantra Hanya sebatas bacaan, hafalan, dan password yang dibaca kalau ada maunya..
Maka kedalaman filosofis, ujaran, dan ajarannya tidak akan dapat merasuk dan menyatu dengan diri anda. Jangkuan pencapaian andapun akan terbatas hanya pada kebutuhan perut ke bawah saja.
Ada ujaran dan ajaran rahasia dalam kalimat-kalimat ini :
"Allah mobah jroning ambegan. Allah mosik jroning ati. Ya roso, ya rosul. Ya rosoning pangeran katon....... Wujud"
"Allah mobah jroning Nafas, Allah mosik jroning Nufus. Ya roso, ya rosul. Ya rosoning pangeran jati..... Ya... Hu.... Allah...."
Itu adalah kalimat tuntunan, dan bukan sekedar bacaan. Monggo ditafakuri, agar ketemu esensinya...
Untuk jabaran lebih lanjut... di acara kopdar aja ya.... Insya Allah, 3 & 4 November 2018. Kita hadir di Jakarta. Dalam event workshop.naqsdna.org
Bagi alumni, silahkan mampir... kita ngopi di sebelah... kayak biasanya.... hehehehe...
**
Garis Besar Pelajaran dalam Ujaran & Ajaran Makrifat Sandi Sastro Pangeran Katon.
Keyword : Rasa sejati, adalah guru dan penuntun kita yang sejati.
Lelaku : Berkekalan dalam Zikrulllah, Tansah Eling Lan waspodo, hidup meditatif, hidup berkesadaran, senantiasa merasakan hadirnya Tuhan secara lahir dan batin..
Outcome : Mengenal Dirisejati, masuk dalam HimpunanNya.
Ilmu Pendukung : Anatomi pikiran (sadar & bawah sadar), ilmu jatidiri, Manajemen Emosi, Meditasi, Awareness, Consciousness, State of Mind, Positive Behaviour, Ilmu Quantum Vibrasi, dll.
****
Video Live : Pelajaran Pendahuluan Sandi Sastro Ujaran & Ajaran Makrifat Pangeran Katon.
Link : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1878862978872362&id=100002460352518
atau https://www.facebook.com/haryopanuntun/videos/1878862978872362/
@ Facebook, Rabu 19 September 2018
🔥 Penjelasan Bab Pangeran Katon...
Kalimat Pangeran dalam Sandi Sastro Pangeran Katon, jika dikaitkan dengan spiritualitas, maka itu merujuk pada kalimat Rabb dalam bahasa Arab. Rabb dan ilah walau diartikan sama, yaitu Tuhan. Namun secara esensi berbeda arti dan maknanya...
Kalimat ilah, lebih merujuk kepada Dzat. Sedangkan kalimat Rabb, lebih merujuk kepada sifat...
Makanya ditulisnya : Alhamdulillahi Rabb al- A'alamin (Segala puji bagi Allah Tu han segenap alam) dan tidak dikatakan dan dinyatakan dengan kalimat, Alhamdulli Rabb al-'alamin (segala puji bagi Tuhan segenap alam).
Dituliskannya : Lâ ilâha illallâh dan tidak akan ada penulisan Lâ rabba illallâh. Walaupun ilah dan rabb diartikan sama dalam terjemahan bahasa indonesia, yaitu Tuhan...
Lafal ilâh tidak pernah disematkan kepada hal lain, kecuali hanya bagi Allah semata.
Kata Rabb adalah nama Tuhan dalam level Wahidiyyah. Lafaz Rabb tidak termasuk dalam al- Asma al-Husna, tetapi mungkin bisa disebut sebagai cover dari totalitas nama-nama-Nya yang tergabung di dalam al-Asma' al-Husna. Kata Rabb juga digunakan sebagai nama terhadap Tuhan lain selain Allah SWT. Rabb juga mempunyai bentuk jamak, yaitu arbab (Tuhan-tuhan). Berbeda dengan kata Allah tidak memiliki bentuk mufrad, apa lagi jamak.
Karena Rabb merujuk pada Nama dan sifat, maka dia bisa mensifati Manusia, sebagaimana nama dan sifat Tuhan yang lain yang juga dapat mensifati manusia (dalam tanda Kutip)
Nah, ,manusia yang level kesadarannya sudah sampai pada level kesadaran Dirisejati. Dia tersifati secara hampir sempurna akan cahaya nama dan sifatNya.
Makanya, dia dapat disebut sebagai Pangeran Katon. Tuhan yang wujud di alam materi, sang khalifatullah... Sang Waliyullah... Sang Wakil Tuhan dalam melestarikan, mengatur, dan memimpin alam semesta.....
Ingat... Jangan Korslet ya... Tuhan yang saya maksud di atas adalah terkait dengan Sifat Rabb.. Yang bisa mensifati manusia... dan bukan tuhan dalam artian ilah...
Sebagaimana dicontohkan bahwa Ridha Allah terletak Pada Ridha Orangtua, atau Ridha Allah atas seorang istri adalah terletak pada suaminya, dll. Bukankah ini walau disebut demikian, namun tidak berarti bahwa orang tua dan suami dapat menggantikan peran Allah swt. bukan?
Jadi, ini tidak merujuk pada penyebutan Tuhan sebagai Dzat... tetapi Pangeran Katon hanyalah sekedar istilah bagi manusia yang sudah masuk pada tataran Khalifatullah, sang insan kamil, yang dapat menampung sifat-sifatNya dengan lebih sempurna..
Bab Manunggaling Kawulo Gusti.
Dengan memahami penjabaran saya dalam Bab Pangeran Katon, maka saya harap anda sudah semakin faham mengenai Hakikat dari kalimat MANUNGGALING KAWULO GUSTI.
Dimana dalam sebagian ajaran spiritualitas di nusantara ini, Manunggaling Kawulo Gusti masih sering diartikan sebagai manusia menyatu dengan Tuhan, dan bahkan manusia menjadi Tuhan dalam artian penyatuan akan Dzat.. sebagaimana ajaran Syekh Siti jenar yang sering disalah tafsirkan menjadi demikian...
Dengan memahami penjabaran saya dalam Bab Pangeran Katon, maka kalimat Manunggaling Kawulo Gusti justru terlihat lebih logis dan lebih membumi. Serta lebih mungkin untuk dapat diaplikasikan oleh siapapun saja..
Karena Yang menyatu dan bersatu bukanlah Dzat Manusia dengan Dzat Tuhan. Akan tetapi Manusia yang dirasuki oleh cahaya nama dan sifat Ketuhanan. Itulah hakikat yang sebenarnya dari kalimat Manunggaling Kawulo Gusti....
Dalam sudut pandang saya, Dzat manusia tidak akan pernah bisa menyatu dan melebur dengan Dzat Tuhan. Karena eksistensi manusia jika dibandingkan dengan eksistensi Allah swt. Maka, manusia itu sesungguhnyalah tidak ada....
Bagaimana yang tidak ada mau menyatu kepada yang ada..? Mustahil bukan..?
Kesimpulannya,
Manunggaling Kawulo Gusti yang benar dan sesuai dengan syar'iyah adalah pemahaman bawa level jatidiri manusia bisa naik meningkat sedemikian hingga dia dapat menampung sifat Tuhan dengan lebih sempurna... Manusia lebur dan menyatu dengan sifat Tuhan...
Komenter seorang sahabat di facebook
Lanang Dedy
Manunggaling Kawula Gusti secara harfiah artinya Kesatuan antara hamba dan Tuhan. Kesatuan artinya memang sudah dari awalnya merupakan satu kesatuan. Kesatuan artinya perpaduan yang tidak lagi bisa dipisah-pisahkan bagaimanapun caranya.
Manunggal beda arti dengan Panunggal. Manunggal berarti Kesatuan sedangkan Panunggal berarti Penyatuan. Manunggal menyatakan kesatuan utuh semenjak awal. Panunggal menyatakan penyatuan yang baru terjadi antara dua obyek yang terpisahkan. Dan banyak yang salah paham dengan kalimat ini.
Manunggaling Kawula Gusti sudah tepat untuk menggambarkan kesatuan abadi tersebut. Tidak pernah ada keterpisahan, tidak pernah ada dualitas, sudah semenjak mula ada dalam satu kesatuan utuh, hanya para makhluk saja yang merasa diri mereka terpisah dengan Sang Hyang Urip karena mereka menyerap pemahaman yang salah yaitu memuja sosok Tuhan berbentuk dan tinggal di satu surga tertentu. Selama manusia masih memuja sosok Tuhan seperti ini, maka selamanya pula dirinya tidak akan bisa memahami kesatuannya dengan Tuhan. Kunci untuk memahami kesatuan manusia dengan Sang Hyang Urip adalah menengok ke dalam, mencari percikan Sang Hyang Urip, yaitu Urip kita sendiri yang ada di dalam relung bathin terdalam.
Karenanya dengan berani manusia Jawa menyatakan : Munggaha langit sap pitu, amblêsa bumi sap pitu, Gusti nora bisa sira têmoni. Anane mung ing têlênging ati. Gumawang tanpa canṭelan, ginulung sa-mrica jinumput, ginêlar ngêbaki jagat – Naiklah ke langit tingkat tujuh, masuklah ke bumi tingkat tujuh, Tuhan tidak bakal engkau temui. Keberadaan-Nya ada di pusat diri. Di sana memancar tanpa sandaran apapun, jika digulung hanya sebesar biji merica yang bisa dijumput, jika digelar akan memenuhi semesta. Hehehe...😊
Edi Sugianto
Tulisan anda benar, cuman perlu kita fahami bahwa tuhan yang imanen dan sudah ada di dalam diri manusia sejak dalam kandungan. Itu adalah cahaya Sifat Tuhan yang sudah saya tulis di postingan sebelumnya sebagai Rabb. Dan bukan tuhan dalam pengertian Dzat. Pemahaman mengenai Anatomi ketuhanan ini yang merupakan kekurangan dari konsep manunggaling kawulo gusti yang dianut oleh sebagian spiritualis nusantara. Sehingga menjadi rancu, apakah yang bersatu dengan manusia itu Dzat Tuhan ataukah sifat-sifat ketuhanan.
Jika yang kita bicarakan adalah ilmu kasunyatan atau ilmu kenyataan, maka sudah jelas terbukti bahwa tidak ada manusia yang mempunyai Daya Kuasa Mutlak sebagaimana yang dimiliki oleh Tuhan. Dalam ajaran agama dan keyakinan apapun, tidak ada manusia yang memiliki Daya Kuasa Mutlak sebagaimana yang dideskripsikan mengenai Daya Kuasa Tuhan di dalam kitab ajaran apapun.
Itu sebabnya, Pangeran Katon atau Tuhan yang tampak dalam konsep "Ajaran Makrifat Pangeran Katon" lebih mengarah pada pengertian mengenai kebersatuan manusia dengan cahaya dan sifat-sifat ketuhanan. Dan bukan bersatu dengan Dzat Tuhan atau malah merasa menjadi Tuhan.
Allah Mobah Jroning Ambegan
Sebagaimana sifat angin (udara) yang dapat meresap masuk ke dalam tubuh manusia, akan tetapi, manusia tetaplah manusia dan bukan angin.
Dan tentu saja, jika yang anda cari dan ingin anda temui adalah Dzat Tuhan, Maka sampai ke ujung dunia sekalipun. Manusia tidak akan bisa bertemu denganNya.
Sekedar sebagai gambaran mengenai perbedaan antara Dzat Tuhan dengan Dzat Makhluk itu mudahnya adalah begini.
Saat anda berimajinasi mengenai bentuk sesuatu, ( Bunga misalnya ) Di dalam pikiran anda. Maka, anda tentu sepakat bahwa wujud bunga itu ada, tapi dia hanya berada di alam angan-angan dari pikiran anda. Yang tentu saja Dzatnya berbeda antara dzat bunga yang ada di dalam pikiran anda dengan Dzat anda sebagai manusia yang memiliki angan-angan tersebut bukan.??
Dengan kata lain, Dzat makhluk itu tidak dapat disejajarkan dan dibandingkan dengan Dzat Tuhan, Karena memang tidak sebanding dan memang tidak dapat diperbandingkan.
Source :
INGSUN SEJATI, SANG PANGERAN KATON
Sejatine Ingsun, Ingsun Sejati... Sang Pangeran Katon.
Ingsun tajalining Dzat kang Maha Suci, kang murba amisesa, kang kuwasa angandika Kun Fayakun mandi sak ucap ingsun, dadi sak ciptaningsun, katurutan sak karsaningsun, kasembadan sak sedyaningsun karana saka kodratingsun.
Ingsun Dzating manungsa sejati, saiki eling besuk ya eling.
Saningmaya araning Muhammad, Sirkumaya araningsun, Sir Dzat dadi sak sirku, yaiku sejatining manungso, urip tan kena ing pati, langgeng tan keno owah gingsir ing kahanan jati.
***
Sebagaimana sudah saya kupas sebelumnya, manusia yang sudah mengenal sejatinya diri. Maka dia dapat disifati oleh sifat-sifat Tuhan dalam kualitas yang terbaik jika dibandingkan dengan manusia pada umumnya.
Semua manusia juga mewarisi sifat-sifat Tuhan ini di dalam dirinya. Hanya saja kualitasnya berbeda. Ada yang Kualitas Super, KW1, KW2, dst... bahkan ada yang kualitas palsu, abal-abal, hoax, dll. Yaitu mereka-mereka yang sudah kehilangan jatidirinya sebagai manusia. Dan hidup tidak lebih tinggi dari derajad se ekor hewan.
THE CREATOR.
Kita adalah mahluk spirit yang selama di dunia dipinjami instrumen-instrumen hidup : fisik, pikiran, perasaan, panca indera, ilmu, harta, kelompok sosial, peran.
Instrumen-instrumen itu kita tinggal tatkala kita memasuki alam kehidupan selanjutnya melalui pintu kematian.
God is 'creator'. Human is 'creature'.
Manusia diberi tugas sebagai khalifah-pemimpin-pengendali-pengatur.
Makanya manusia-lah yang diberi otak neo-cortex yang berfungsi untuk mencipta, bukan hewan atau tumbuhan. Peran itu terkandung misi dan kompetensi.
Manusia diberi kemampuan 'to create' -- mencipta tanpa maha. Itu artinya sifat dasar manusia adalah 'creative'. Kemampuan mencipta diarahkan oleh kemampuan mengendalikan dirinya dalam menggunakan kompas dan menjalankan misi hidup.
Jika Tuhan dalam menciptakan sesuatu, cukup dengan berkata KUN FAYAKUN. Maka wujudlah sesuatu dari ketiadaan menjadi ada. Tanpa harus melalui proses apapun dan tanpa memerlukan bahan apapun.
Maka, maka manusia yang mewarisi sifat To Create, tentu berbeda cara kerjanya. Manusia mencipta melalui kemampuan daya cipta yang ada di pikirannya. Dan dengan menggunakan sumber daya dan bahan-bahan yang sudah tersedia di alam semesta ini. Barulah manusia dapat menciptakan sesuatu. Baik sekedar sebagai penyempurnaan atas sesuatu yang sudah ada. Atau membuat suatu hal baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Leader -- khalifah -- is to lead, not led by.
Tetapi... seringkali hidupku malah led by ...
Kita dikendalikan oleh instrumen-instrumen hidup.
Led by perasaan, led by kenikmatan inderawi, led by imajinasi fatamorgana, led by jubah kebesaran, maka aku tidak lagi menjadi khalifah. Aku menjadi leaderless. Aku powerless to lead.
Akibatnya nasibku tragis. Aku jadi korban situasi, korban hal-hal di luar diriku. Aku menjadi work-acholic, hedonik, demotivasi, korupsi, dll.
Tuhan Maha Tahu. Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang. Dia memberi cara untuk membangun, menguatkan, melatih memampukan kembali manusia memimpin dirinya sendiri -- self leadership -- Agar manusia kembali memiliki otot-otot kompetensi penghasil POWER to lead. Agar manusia kembali 'eling' terhadap kompas dan misi hidupnya.
Hadirlah berbagai sarana dan media untuk melatih diri dan mengendalikan diri. Agar manusia terbebas dari kemelekatannya terhadap sisi gelap diri dan sisi kebinatangannya.
Jika latihan ini berhasil, maka ia menang. Menang karena kembali kepada fitrah dasarnya : khalifah, pemimpin.
Maka kembali ke Diri Sejati, adalah kembali kepada fitrah kita sebagai leader, gamer, khalifah, Sang Pengendali.
Kembali memiliki power to lead self to choose responses. Kita punya kembali ability to choose respon.
Response-ability. Responsibility. Tanggungjawab.
Jika tidak lolos verifikasi kompetensi self-leadership ini, jiwa-jiwa yang kalah tidak akan sanggup mengakui menang di hari kemenangan.
Ciri menang di hari kemenangan adalah kembali menjadi diri yang bertanggungjawab, bukan lempar tanggungjawab. Salah satu ciri diri yang bertanggungjawab adalah tidak mengeluh.
Sembuhkan dan kembalilah ke jatidiri kita yang sejati. Khalifatullah, ingsun sejati. Sang Pangeran Katon.
Demikian, semoga bermanfaat.
Salam Kesejatian.
Edi Sugianto, Founder NAQSDNA
naqsdna.com l dnasukses.com
Telegram
Ps.
- Info kelas Online Vibrasi, KLIK DI SINI ( https://ift.tt/2O4FsER )
- Info jadwal workshop terdekat, KLIK DI SINI ( https://ift.tt/2O0Pbip )
- Kontak saya di WhatsApp, kirim pesan ke WA No. 0813 8141 1972
Terima Kasih sudah membaca Ajaran Makrifat Pangeran Katon. Silahkan SHARE jika manfaat, Terima Kasih.
0 Response to "Ajaran Makrifat Pangeran Katon"
Post a Comment