Ibadah Sunnah Di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan

Ibadah Sunnah Di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan - Sedulor Klenik, dunia supranatural atau orang biasa menyebutnya sebuah mitos, klenik,mistik bahkan berbau goib dan menyan tidak terlepas dengan adanyan Ibadah Sunnah Di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan. Disadari atau tidak masayarakat sering kali malu-malu untuk menyakininya bahkan ada yang menolak akan keberadaannya. Dan tidak sedikit pula yang menyetujui atau bahkan menjadikan suatu hal yang wajar untuk hal seperti itu. Dan disisi lain dari itu ada pula yang cuma mengaitkanya dengan yang bernama budaya atau tradisi semata tanpa adanya hal yang mendasar dari pada sumber yang berkaitan dengan Ibadah Sunnah Di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan. Dan percaya atau tidak masyarakatpun baru-baru ini acuh tak acuh dengan hal itu. Terlepas dari itu semua mari kita meandangnya sebuah hal keniscayaan yang ada dan sebagai khasanah budaya local yang patutu untuk kita hormati.

Klenik dan Ibadah Sunnah Di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan memang asik untuk diperbincangkan dan terkadang membuat kita sendiri penasaran akan hal itu.Menurut wikipedia.org --Klenik (di dalam bahasa Jawa) adalah sesuatu yang tersembunyi atau hal yang dirahasiakan untuk umum. Klenik identik dengan hal-hal mistis yang cenderung berkonotasi negatif. Kamus besar bahasa Indonesia dalam versi daring[1] menempatkan klenik sebagai sebuah aktivitas perdukunan. Klenik juga dikaitkan dengan banyak hal yang tidak dapat dicerna dengan akal namun dipercaya oleh banyak orang. Dalam kultur Jawa ada ilmu yang disebut ilmu tua. Yaitu, ilmu yang diajarkan kepada mereka yang sudah matang dalam kesadarannya. Hal ini dimaksudkan agar tidak disalahgunakan, atau disalahartikan. Ilmu yang demikian ini adalah klenik.

Ilmu Klenik adalah Pengetahuan yang menjelaskan hal-hal yang gaib. Hal-hal yang bersifat tersembunyi. Wilayah misteri. Salah satu ilmu atau pengetahuan yang ada diwilayah klenik adalah agama. Banyak hal dalam agama yang tidak dapat diuji kebenarannya (diverifikasi). Kebenarannya hanya bisa dimengerti oleh mereka yang menempuh ilmu makrifat. Bagi orang awam kebenaran agama cukup diyakini. Ini klenik namanya! Namun jangan salah terima, ini tidak berarti agama menyesatkan orang. Tidak demikian. Hal-hal yang bersifat klenik pun dimaksudkan untuk kesejahteraan manusia. Bukan untuk mendorong manusia ke dunia gelap. Banyak orang yang salah anggapan. Klenik disamakan dengan upaya mengarang agar cocok hasilnya. Orang yang menganggap klenik sebagai othak-athik mathuk, maka ia dapat disamakan dengan Marx yang menganggap agama sebagai candu. Sungguh naif apabila kita tidak memahami suatu ilmu, lalu ilmu itu kita golongkan ke dalam tahayul atau klenik yang selama ini dipahami oleh banyak orang, yaitu othak-athik mathuk.

Klenik sering dikaitkan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia ghaib, paranormal, dukun, mahluk halus, jimat, jin, siluman dan sejenisnya. Jika kita bicara klenik maka yang dipikirkan adalah hal-hal yang tidak dapat dilihat dengan mata dan dianggap mempunyai hubungan langsung dengan manusia. Heboh di dunia klenik dan kaitannya dengan politisi dimulai ketika Akademisi dan Sejarawan JJ Rizal menilai banyak politikus melakukan hal-hal berbau klenik untuk memperlancar karir politik, termasuk salah satu pelakunya adalah PPL. Tindakan PPL nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum naik menjadi Gubernur adalah salah satu bagian dari aktivitas klenik yang dilakukan. Wasekjen PDIP DMP Kristianto menegaskan aktivitas nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum PPL naik jadi Gubernur tak bisa diartikan sebagai klenik. Dia menilai nyekar ke sebuah makam itu merupakan hal yang biasa di Indonesia."Nyekar itu bukan bagian dari klenik, nyekar itu bagian dari budaya," kata DMP saat berbincang dengan detikcom, Kamis (14/11/2013).Pada dasarnya nyekar ke makam merupakan satu dari sekian tradisi yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Jawa. "Kalau nyekar makam itu disebut klenik, berarti misalnya presiden nyekar ke makam pahlawan juga disebut klenik," ujarnya.

DMP mengingatkan, dalam memberikan penilaian terhadap klenik harus diperjelas seperti apa konteksnya. Dia tak setuju jika kegiatan nyekar disebut sebagai salah satu aktivitas berbau klenik."Tolong diperjelas dulu definisi klenik yang dimaksud itu seperti apa," jelas DMP. Bagi para akademisi, yang selalu menggunakan pola pemikiran ilmiah maka klenik dianggap musrik dan sudah tidak jamannya dipakai pada jaman sekarang ini. Boleh dibilang mereka membuat pernyataan ngawur begitu karena itu memang bukan ranah dan wilayah kekuasaan keilmuan mereka. Sama saja orang ekonomi bicara ilmu tehnik, orang tehnik bicara ekonomi makro. Tidak nyambung, mungkin bisa jadi sangat tidak pas. Ibarat bicara matematika geometri kepada orang buta huruf, bicara rumus integral kepada anak playgroup, bukan pada tempatnya. Hal yang sama, ketika para pelaku spiritual, klenikus memberikan tanggapan, mereka tidak dapat menjelaskan gambaran secara utuh hubungan antara dunia nyata dan dunia ghaib, dua dunia dalam satu kesatuan. Karena berbicara dengan para akademisi artinya berbicara menggunakan pemikiran ilmiah dan intelektual, dan lagi-lagi, biasanya ini menjadi tidak nyambung, karena memang bukan ranah dan wilayahnya. Akhirnya dua dunia ini hidup sendiri-sendiri.

Saya akan jelaskan secara utuh kaitan dunia nyata dan kaitannya dengan dunia ghaib, dunia klenik. Sebenarnya dua bagian ini berhubungan langsung satu dengan yang lain. Alam semesta terdiri dari dua dunia, dunia nyata dan dunia tidak nyata. Dunia nyata adalah dunia yang dapat dilihat dengan indra penglihatan secara langsung, sedangkan dunia tidak nyata adalah dunia yang tidak dapat dilihat secara langsung menggunakan indra penglihatan secara langsung. Dunia tidak nyata ini sering disebut dengan dunia ghaib, klenik, perdukunan.

Dapat sedikit memberikan inspirasi berata pentingnya untuk memperdalam ilmu Agama baik itu Tauhid maupun syariat sebagai bekal pondasi untuk mencapai tinggat ketaqwaan dan derajat yang tinggi.Sehinga semoga melalui ulasan Ibadah Sunnah Di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan, Kita dapat memmetik pelajaran yang terkandung didalamnya dan mampu mengamalkanya.Dengan Ibadah Sunnah Di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan kita bisa ambil yang baiknya saja



IBADAH SUNNAH DI SEPULUH HARI TERAKHIR BULAN RAMADHAN

Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beserta keluarganya, shahabatnya, dan para pengikutnya. Amma ba’du.

Al-Bukhari meriwayatkan dalam bab (Beramal Di Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan) juga Muslim dalam bab (Bersungguh-Sungguh Di Sepuluh Terakhir Bulan Ramadhan).

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bila memasuki sepuluh akhir (dari bulan Ramadhan), Beliau mengencangkan sarung Beliau, menghidupkan malamnya dengan ber’ibadah dan membangunkan keluarga Beliau”.

Dan dalam riwayat Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersungguh-sungguh di sepuluh hari terakhir (Ramadhan) melebihi hari-hari selainnya.

Oleh karena itu dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengkhususkan sepuluh malam terakhir dengan amal-amal shalih, rajin melaksanakan ibadah dan menganjurkannya. Dan termasuk ibadah-ibadah yang dianjurkan oleh beliau pada bulan Ramadhan adalah :

1. MENGHIDUPKAN MALAM

Maksud menghidupkan malam disini yaitu kekhusyuan di bulan itu dengan shalat, al-Qur’an, dzikir dan ibadah lainnya. Bisa dikatakan maksud menghidupkan malam dalam hadits ini adalah menghidupkan malam tersebut secara keseluruhan atau bisa juga diartikan menghidupkan mayoritas malam tersebut. Maka hendaknya para hamba bersungguh-sungguh dalam hal ini dan berlomba-lomba sesuai dengan kemampuannya.

2. MEMBANGUNKAN KELUARGA

Maka perkataan Aisyah radhiyallahu ‘anha “membangunkan keluarga Beliau” yaitu : membangunkan istri-istri Beliau untuk mendirikan shalat malam, kemudian dari Ali radhiyallahu ‘anhu bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membangunkan keluarganya di sepuluh malam terakhir pada bulan Ramadhan [Hadits Hasan Riwayat At-Tirmidzi].

Serta dari Ibnu ‘Umar bahwasannya Ibnul Khatthab (Umar) ketika menjelang pertengahan malam ia membangunkan keluarganya untuk sholat, dan membaca ayat: Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. [Shahih, riwayat Malik dalam al Muwattho].

Berkata Sufyan Ats-Tsauri: “Orang yang aku cintai adalah jika datang sepuluh malam terakhiri ia melaksanakan shalat tahajud, bersungguh-sungguh ibadah di dalamnya dan serta membangunkan keluarganya untuk shalat jika mereka mampu melakukan hal itu”. [Thaiful Ma’aarif Fii Maa Li Mawaasimi Al ‘Aalam Minal Madzhooifi Li Ibn Rajaab Al Hanbali ]

3. MENGENCANGKAN IKAT PINGGANG

Dikatakan bahwa maksudnya adalah: Bersungguhsungguh dalam ibadah, dan ini adalah tafsir yang lemah karena ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: (Beliau bersungguh-sungguh dan mengencangkan ikat pinggang), maka Beliau ternyata menyandingkan “mengencangkan ikat pinggang” dengan “kesungguhannya”. Yang benar menurut para ulama bahwasanya maksud mengencangkan ikat pinggang ialah: menjauhi wanita (jima’) dan yang menguatkan pendapat itu bahwasanya Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir, dan orang yang beri’tikaf dilarang mendekati (mencampuri) istri-istri mereka.

4. AL-I’TIKAF

Al-I’tikaf adalah berdiam di dalam Masjid dan mengkhususkan waktunya untuk ibadah dan memutuskan hubungan-hubungan keduniaan yang menyibukkannya dari Akhirat. Di dalam Shahihain dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha “bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beri’tikaf di sepuluh terakhir Ramadhan hingga Allah mewafatkan Beliau, kemudian istri-istri Beliau melakukan i’tikaf sepeninggal Beliau”.

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam beri’tikaf di sepuluh terakhir hanya untuk menyibukkan seluruh waktunya dengan beribadah kepada Rabbnya dan bermunajat kepada-Nya, berdzikir dan berdoa pada-Nya.

5. MEMBURU LAILATUL QADAR

Sabda Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam : ”Carilah Lailatul Qadr di sepuluh malam terakhir Ramadhan”. [Muttafaqun ’alaih].

Juga sabdanya shallallahu ‘alaihi wasallam : Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan (penuh) keimanan dan pengharapan (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni. Maka keutamaan malam ini disisi Allah amatlah mulia, serta pahala ibadah didalamnya sebanding dengan pahala 1000 bulan di selainnya!

6. TILAWAH AL-QUR’AN

Membaca al-Qur’an pada bulan ini memiliki kedudukan yang besar, Allah berfirman : Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur’an. [Al Baqarah: 185].

Untuk itu dahulu dimasa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam Beliau gigih sekali mempelajari al-Qur’an bersama Jibril ‘alaihis salam disetiap malam Ramadhan [Muttafaqun’alaih]. Ditekankan membaca al-Qur’an pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. Dahulu para Salaf bersungguh-sungguh membaca al-Qur’an dalam bulan ini karena mereka tahu akan keutamaannya. Dan kesungguhan mereka bertambah di sepuluh malam terakhir. [Thaiful Ma’aarif Fii Maa Li Mawaasimi Al ‘Aalam Minal Madzhooifi Li Ibn Rajaab Al Hanbali].

PENUTUP

Hanya tinggal beberapa hari saja sepuluh malam terakhir akan tiba. Maka bersiap dan bersungguh-sungguhlah wahai Muslim. Demi Allah ini adalah nikmat yang agung bagi siapa yang memperbaiki ibadahnya, dan sungguh ini adalah kesempatan besar, maka merugilah bagi siapa yang menyia-nyiakanya, karena ini adalah malam-malam terbaik dalam setahun sebagaimana dijelaskan oleh ahlul’ilmi.

Ya Allah, pertemukanlah kami dengan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan mudahkan kami untuk beribadah dengan baik di malam tersebut.

Pustaka al-Himmah

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ibadah Sunnah Di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan"

Post a Comment