Pelajaran Tauhid Untuk Anak-Anak (Seri Aqidah)

Pelajaran Tauhid Untuk Anak-Anak (Seri Aqidah) - Sedulor Klenik, dunia supranatural atau orang biasa menyebutnya sebuah mitos, klenik,mistik bahkan berbau goib dan menyan tidak terlepas dengan adanyan Pelajaran Tauhid Untuk Anak-Anak (Seri Aqidah). Disadari atau tidak masayarakat sering kali malu-malu untuk menyakininya bahkan ada yang menolak akan keberadaannya. Dan tidak sedikit pula yang menyetujui atau bahkan menjadikan suatu hal yang wajar untuk hal seperti itu. Dan disisi lain dari itu ada pula yang cuma mengaitkanya dengan yang bernama budaya atau tradisi semata tanpa adanya hal yang mendasar dari pada sumber yang berkaitan dengan Pelajaran Tauhid Untuk Anak-Anak (Seri Aqidah). Dan percaya atau tidak masyarakatpun baru-baru ini acuh tak acuh dengan hal itu. Terlepas dari itu semua mari kita meandangnya sebuah hal keniscayaan yang ada dan sebagai khasanah budaya local yang patutu untuk kita hormati.

Klenik dan Pelajaran Tauhid Untuk Anak-Anak (Seri Aqidah) memang asik untuk diperbincangkan dan terkadang membuat kita sendiri penasaran akan hal itu.Menurut wikipedia.org --Klenik (di dalam bahasa Jawa) adalah sesuatu yang tersembunyi atau hal yang dirahasiakan untuk umum. Klenik identik dengan hal-hal mistis yang cenderung berkonotasi negatif. Kamus besar bahasa Indonesia dalam versi daring[1] menempatkan klenik sebagai sebuah aktivitas perdukunan. Klenik juga dikaitkan dengan banyak hal yang tidak dapat dicerna dengan akal namun dipercaya oleh banyak orang. Dalam kultur Jawa ada ilmu yang disebut ilmu tua. Yaitu, ilmu yang diajarkan kepada mereka yang sudah matang dalam kesadarannya. Hal ini dimaksudkan agar tidak disalahgunakan, atau disalahartikan. Ilmu yang demikian ini adalah klenik.

Ilmu Klenik adalah Pengetahuan yang menjelaskan hal-hal yang gaib. Hal-hal yang bersifat tersembunyi. Wilayah misteri. Salah satu ilmu atau pengetahuan yang ada diwilayah klenik adalah agama. Banyak hal dalam agama yang tidak dapat diuji kebenarannya (diverifikasi). Kebenarannya hanya bisa dimengerti oleh mereka yang menempuh ilmu makrifat. Bagi orang awam kebenaran agama cukup diyakini. Ini klenik namanya! Namun jangan salah terima, ini tidak berarti agama menyesatkan orang. Tidak demikian. Hal-hal yang bersifat klenik pun dimaksudkan untuk kesejahteraan manusia. Bukan untuk mendorong manusia ke dunia gelap. Banyak orang yang salah anggapan. Klenik disamakan dengan upaya mengarang agar cocok hasilnya. Orang yang menganggap klenik sebagai othak-athik mathuk, maka ia dapat disamakan dengan Marx yang menganggap agama sebagai candu. Sungguh naif apabila kita tidak memahami suatu ilmu, lalu ilmu itu kita golongkan ke dalam tahayul atau klenik yang selama ini dipahami oleh banyak orang, yaitu othak-athik mathuk.

Klenik sering dikaitkan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia ghaib, paranormal, dukun, mahluk halus, jimat, jin, siluman dan sejenisnya. Jika kita bicara klenik maka yang dipikirkan adalah hal-hal yang tidak dapat dilihat dengan mata dan dianggap mempunyai hubungan langsung dengan manusia. Heboh di dunia klenik dan kaitannya dengan politisi dimulai ketika Akademisi dan Sejarawan JJ Rizal menilai banyak politikus melakukan hal-hal berbau klenik untuk memperlancar karir politik, termasuk salah satu pelakunya adalah PPL. Tindakan PPL nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum naik menjadi Gubernur adalah salah satu bagian dari aktivitas klenik yang dilakukan. Wasekjen PDIP DMP Kristianto menegaskan aktivitas nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum PPL naik jadi Gubernur tak bisa diartikan sebagai klenik. Dia menilai nyekar ke sebuah makam itu merupakan hal yang biasa di Indonesia."Nyekar itu bukan bagian dari klenik, nyekar itu bagian dari budaya," kata DMP saat berbincang dengan detikcom, Kamis (14/11/2013).Pada dasarnya nyekar ke makam merupakan satu dari sekian tradisi yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Jawa. "Kalau nyekar makam itu disebut klenik, berarti misalnya presiden nyekar ke makam pahlawan juga disebut klenik," ujarnya.

DMP mengingatkan, dalam memberikan penilaian terhadap klenik harus diperjelas seperti apa konteksnya. Dia tak setuju jika kegiatan nyekar disebut sebagai salah satu aktivitas berbau klenik."Tolong diperjelas dulu definisi klenik yang dimaksud itu seperti apa," jelas DMP. Bagi para akademisi, yang selalu menggunakan pola pemikiran ilmiah maka klenik dianggap musrik dan sudah tidak jamannya dipakai pada jaman sekarang ini. Boleh dibilang mereka membuat pernyataan ngawur begitu karena itu memang bukan ranah dan wilayah kekuasaan keilmuan mereka. Sama saja orang ekonomi bicara ilmu tehnik, orang tehnik bicara ekonomi makro. Tidak nyambung, mungkin bisa jadi sangat tidak pas. Ibarat bicara matematika geometri kepada orang buta huruf, bicara rumus integral kepada anak playgroup, bukan pada tempatnya. Hal yang sama, ketika para pelaku spiritual, klenikus memberikan tanggapan, mereka tidak dapat menjelaskan gambaran secara utuh hubungan antara dunia nyata dan dunia ghaib, dua dunia dalam satu kesatuan. Karena berbicara dengan para akademisi artinya berbicara menggunakan pemikiran ilmiah dan intelektual, dan lagi-lagi, biasanya ini menjadi tidak nyambung, karena memang bukan ranah dan wilayahnya. Akhirnya dua dunia ini hidup sendiri-sendiri.

Saya akan jelaskan secara utuh kaitan dunia nyata dan kaitannya dengan dunia ghaib, dunia klenik. Sebenarnya dua bagian ini berhubungan langsung satu dengan yang lain. Alam semesta terdiri dari dua dunia, dunia nyata dan dunia tidak nyata. Dunia nyata adalah dunia yang dapat dilihat dengan indra penglihatan secara langsung, sedangkan dunia tidak nyata adalah dunia yang tidak dapat dilihat secara langsung menggunakan indra penglihatan secara langsung. Dunia tidak nyata ini sering disebut dengan dunia ghaib, klenik, perdukunan.

Dapat sedikit memberikan inspirasi berata pentingnya untuk memperdalam ilmu Agama baik itu Tauhid maupun syariat sebagai bekal pondasi untuk mencapai tinggat ketaqwaan dan derajat yang tinggi.Sehinga semoga melalui ulasan Pelajaran Tauhid Untuk Anak-Anak (Seri Aqidah), Kita dapat memmetik pelajaran yang terkandung didalamnya dan mampu mengamalkanya.Dengan Pelajaran Tauhid Untuk Anak-Anak (Seri Aqidah) kita bisa ambil yang baiknya saja

PELAJARAN TAUHID UNTUK ANAK-ANAK

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam teruntuk kepada baginda Rasulullah, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikutinya. Amma ba’du:

Sesungguhnya madrasah, guru-guru dan masjid-masjid kita terbiasa memulai proses pengajaran anak-anak kita dengan menghafal Al Qur’an dan mengetahui hukum-hukum bacaannya sebelum memulai pengajaran ilmu-ilmu lainnya. Sekalipun keagungan Kitabullah yang mulia dan urgensi mempelajari serta mengajarkannya; namun metode yang lebih utama dalam tarbiyah (pengasuhan) dan ta’lim (pengajaran) adalah memulai dengan ushuluddin (pokok-pokok ajaran Islam), mempelajari dan menghafal surah Al Fatihah dan sebagian surah-surah pendek, baru kemudian memulai menghafal Al Quran Al Karim dan cara-cara membacanya.

Dan inilah cara yang benar, sesuai dengan metode Nabi Sholallahu’alaihi wasallam, para sahabatnya Radhiyallahu ’anhum dan generasi setelahnya. Dari Jundub Ibn ‘Abdillah Al Bajali Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Adalah kami masih anak-anak hazaawiroh –jama’ dari hazawwarun, yaitu anak-anak yang mendekati baligh– pada zaman Nabi Sholallahu’alaihi wa sallam ketika beliau mengajari kami iman sebelum mengajarkan Al Qur’an, kemudian barulah kami mempelajari Al Quran, sehingga bertambah-tambahlah iman kami” [Shohih, dikeluarkan oleh Ibnu Majah dan selainnya].

Maka ketika anak-anak mempelajari aqidah dan tauhid, pokokpokok Dien yang utama, serta menghafal beberapa surat Al Qur’an agar bisa melaksanakan sholatnya dengan baik, tidak mengapa baru dimulai pengajaran dan hafalan Al Qur’an, karena Al Qur’an adalah ilmu yang paling agung dan mulia, yang belajar dan mengajarkannya adalah sebaik-baik manusia.

Dalam hal itu, kami menemukan risalah yang berharga karya Al Imam Muhammad Ibn ‘Abdil Wahhab, beliau menyebutkan beberapa perkara yang wajib dipelajari anak-anak yang mulai menapaki thalabul ‘ilmu, beliau berkata:

Segala puji bagi Rabb semesta ‘alam, sholawat serta salam tercurah kepada penghulu para rasul, keluarga, dan para sahabatnya seluruhnya, amma ba’du:

Inilah risalah yang bermanfaat, tentang apa yang wajib atas manusia mengajarkannya kepada anak-anak sebelum mereka mempelajari Al Quran, sampai ia menjadi manusia yang sempurna diatas fitrah islam, dan muwahhid yang baik diatas jalan keimanan. Saya menyusunnya dalam metode tanya jawab:

SOAL PERTAMA

Jika dikatakan kepadamu: Siapakah Rabbmu?

Maka, katakanlah: Rabbku adalah Allah

SOAL KEDUA

Apakah arti Rabb itu?

Katakanlah: Al Maalik Al Ma’buud (raja dari yang disembah) dan Al Mu’iin (Maha Penolong), Allah pemilik uluhiyyah dan ‘ubudiyyah atas makhluk-Nya seluruhnya.

SOAL KETIGA

Kemudian jika dikatakan kepadamu: Dengan apa kamu mengetahui Rabbmu?

Katakanlah: Aku mengetahuinya dengan ayat-ayat-Nya (tandatandanya) dan makhluk ciptaan-Nya. Diantara ayat-ayat-Nya: malam dan siang, matahari dan bulan, dan diantara makhluk ciptaan-Nya: langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:

Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Rabb semesta alam [Al A’raf: 54]

SOAL KEEMPAT

Kemudian jika dikatakan kepadamu: Untuk apa kamu diciptakan?

Katakanlah: Untuk menyembah-Nya semata tidak ada sekutu bagi-Nya, dan taat kepada-Nya dengan mematuhi apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya. Sebagaimana kalam Allah Ta’ala:

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku [Adz Dzariyyat: 54]

Juga sebagaimana firman Allah Ta’ala:

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka [Al Maidah: 72]

Dan syirik adalah: menjadikan tandingan bagi Allah, menyerunya, mengharap kepadanya, takut kepadanya, atau bertawakkal kepadanya, atau lebih menyukai sesuatu tersebut daripada Allah, atau macam-macam ibadah lainnya.

Karena sesungguhnya ibadah adalah: suatu istilah yang mencakup segala hal yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik itu perkataan maupun perbuatan, perkara batin maupun zahir. Diantaranya adalah doa, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah [Al Jin: 18]

Dan dalil bahwasannya doa kepada selain Allah adalah kekafiran:

Dan barang siapa menyembah ilah yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabbnya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung [Al Mu’minuun: 117]

Yang demikian itu adalah lantaran doa merupakan ibadah yang paling agung, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina” [Ghaafir: 60]

Diriwayakan dalam buku-buku Sunan dari Anas secara marfu’: “Doa adalah inti ibadah”.

Dan yang pertama kali yang diwajibkan Allah atas hambaNya adalah kufur kepada thaghut dan iman kepada Allah, Allah berfirman:

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” [An Nahl: 36]

Thaghut adalah: apapun yang diibadahi selain Allah, atau syaithon, para dukun, peramal, dan siapa saja yang berhukum selain dengan apa yang Allah turunkan, serta setiap orang yang diikuti dan ditaati dengan tidak hak. Berkata Al ‘Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah ta’ala: Segala hal yang melampui batasan seorang hamba, baik itu yang diibadahi, diikuti, atau ditaati.

SOAL KELIMA

Jika dikatakan kepadamu: Apa Dienmu?

Katakanlah: Dien (agama) ku adalah Islam Dan makna Islam adalah: Tunduk kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, dan mematuhi-Nya dengan ketaatan, dan berwala kepada orang-orang muslim dan dan memusuhi orangorang musyrik. Allah berfirman:

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam [Ali ‘Imran: 19]

Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekalikali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi [Ali ‘Imran: 85]

Telah shahih dari Nabi Sholallahu‘alaihi wasallam sabdanya: “Engkau bersaksi bahwasannya tiada sesembahan kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah (laa ilaaha illallah muhammadur rasulullah), mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa dibulan ramadhan, dan berhaji ke baitullah jika engkau mampu”.

Dan makna laa ilaaha illallah: Tiada yang berhak disembah sebenar-benarnya kecuali Allah, sebagaimana firman Allah:

Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku”. Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu. [Az Zukhruf: 26-28]

Dan dalil tentang sholat dan zakat sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala:

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. [Al Bayyinah: 5]

Ayat ini memulai dengan tauhid dan bara-ah yaitu keberlepasan diri dari syirik. Seagung-agungnya apa yang diperintahkanNya adalah tauhid, dan sebesar-besarnya apa yang dilarangNya adalah syirik, lalu perintah untuk mendirikan sholat dan menunaikan zakat, yang tersebut itu adalah mayoritasnya Dien ini, syariat-syariat lain setelahnya mengikutinya.

Dan dalil atas wajibnya shiyam (berpuasa): Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu...[Al Baqarah: 183], sampai pada firman-Nya "Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasanpenjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu...[Al Baqarah: 185]

Dan dalil atas wajibnya haji: Dan Allah telah mewajibkan manusia untuk menunaikan haji ke Baitullah [Ali ‘Imran: 97]

Dan rukun iman ada enam yaitu: iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, dan hari akhir, serta ketetapan yang baik dan buruk.

Dan dalilnya sebagaimana di dalam hadits shohih yang diriwayatkan oleh ‘Umar Ibn Khatthab.

SOAL KEENAM

Jikalau dikatakan kepadamu: Siapa Nabimu?

Maka katakanlah: Nabi kami adalah Muhammad Ibn ‘Abdullah Ibn ‘Abdul Muttholib Ibn Hasyim Ibn ‘Abdu Manaf.

Allah memilihnya dari bangsa Quraisy dan mereka adalah putera-putera terbaik Isma’il 'Alaihis salaam, beliau diutus kepada bangsa kulit putih dan kulit hitam, diturunkan kepada beliau Al Kitab dan Al Hikmah (As Sunnah), maka beliau menyeru kepada seluruh manusia untuk beribadah dengan ikhlas dan meninggalkan peribadahan kepada selain Allah dari: patungpatung, batu-batu, pepohonan, para nabi, orang-orang sholih, malaikat-Nya, dan lainnya.

Beliau menyeru manusia untuk meninggalkan syirik, dan memerangi mereka sampai meninggalkannya, dan agar mereka menjadikan ibadah murni semata-mata hanya pada Allah. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya menyembah Rabbku dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya” [Al Jin: 20]

Katakanlah: “Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku” [Az Zumar: 18]

Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali” [Ar Ra’d: 36]

Katakanlah: “Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang bodoh?”. Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”. [Az Zumar: 64-66]

Diantara pokok-pokok iman yang menyelamatkan dari kekafiran: Iman kepada hari kebangkitan, hari berkumpul, pembalasan, hisab, dan bahwa surga dan neraka adalah haq, Allah berfirman:

Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain. [Thaha: 55]

Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka: “Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?” Orang-orang itulah yang kafir kepada Rabbnya; dan orang-orang itulah (yang dilekatkan) belenggu di lehernya; mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. [Ar Ra’d: 5]

Ayat ini adalah dalil bahwa siapa saja yang menyangkal hari berbangkit adalah kafir, balasan untuknya adalah kekekalan di neraka. Kami berlindung kepada Allah dari kekafiran dan perbuatan orang-orang kafir.
Maka terkandung didalam ayat ini penjelsan apa-apa yang diutus dengannya Nabi Sholallahu ’alaihi wasallam dari mengikhlaskan ibadah dan melarang dari beribadah kepada selain Allah dan membatasi ibadah kepada Allah.

Inilah Dien-Nya, yang dengannya beliau menyeru manusia dan menjihadi mereka, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. [Al Anfal: 39]

Allah telah mengutusnya ketika menginjak umur 40 tahun, maka beliau manusia untuk mengikhlaskan ibadah kepada-Nya dan meninggalkan segala bentuk peribadahan kepada selain-Nya, selama lebih kurang 10 tahun, kemudian diangkat menuju ke langit dan shalat lima waktu diwajibkan kepadanya dengan tanpa ada perantara antara beliau dengan Allah.

Kemudian beliau diperintahkan untuk berhijrah, maka berhijrahlah menuju Madinah. Juga diperintahkan untuk berjihad, maka beliau berjihad dijalan Allah dengan sebenarbenar jihad, selama kurang lebih sepuluh tahun sampai manusia menuju agama Allah secara keseluruhan. Ketika beliau telah berumur 63 tahun, Dien telah sempurna –walhamdulillah–, dan datang penyampai wahyu bahwa ajalnya telah dekat, semoga sholawat dan salam-Nya terus mengalir kepadanya.

Rasul yang pertama kali diutus adalah Nuh ‘Alaihis salaam, dan yang terakhir adalah Muhammad Sholallahu’alaihi wa sallam, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya... [An Nisa: 163]

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul... [Ali ‘Imran: 144]

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. [Al Ahzab: 40]

Dan seutama-utama para Rasul: adalah Nabi kita Muhammad Sholallahu ’alaihi wasallam.

Dan sebaik-baik manusia setelah para Nabi Shallallahu ’alaihim wasallam adalah Abu Bakar, kemudian ‘Umar, kemudian ‘Utsman, kemudian ‘Ali Radhyiallahu ‘anhum ajma’in.

Dan sebaik-baik generasi: genarasi dimasa Rasulullah, kemudian yang mengikutinya setelahnya, kemudian setelahnya lagi.

Dan Nabi ‘Isa ‘alaihissalaam akan turun dari langit dan membunuh dajjal.

Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.

Selesai kata-kata beliau Rahimahullah.

Maktabah Al-Himmah

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pelajaran Tauhid Untuk Anak-Anak (Seri Aqidah)"

Post a Comment