PENJELASAN TERKAIT 'AIN DAN HASAD (Pembahasan 1-3) - Sedulor Klenik, dunia supranatural atau orang biasa menyebutnya sebuah mitos, klenik,mistik bahkan berbau goib dan menyan tidak terlepas dengan adanyan PENJELASAN TERKAIT 'AIN DAN HASAD (Pembahasan 1-3). Disadari atau tidak masayarakat sering kali malu-malu untuk menyakininya bahkan ada yang menolak akan keberadaannya. Dan tidak sedikit pula yang menyetujui atau bahkan menjadikan suatu hal yang wajar untuk hal seperti itu. Dan disisi lain dari itu ada pula yang cuma mengaitkanya dengan yang bernama budaya atau tradisi semata tanpa adanya hal yang mendasar dari pada sumber yang berkaitan dengan PENJELASAN TERKAIT 'AIN DAN HASAD (Pembahasan 1-3). Dan percaya atau tidak masyarakatpun baru-baru ini acuh tak acuh dengan hal itu. Terlepas dari itu semua mari kita meandangnya sebuah hal keniscayaan yang ada dan sebagai khasanah budaya local yang patutu untuk kita hormati.
Klenik dan PENJELASAN TERKAIT 'AIN DAN HASAD (Pembahasan 1-3) memang asik untuk diperbincangkan dan terkadang membuat kita sendiri penasaran akan hal itu.Menurut wikipedia.org --Klenik (di dalam bahasa Jawa) adalah sesuatu yang tersembunyi atau hal yang dirahasiakan untuk umum. Klenik identik dengan hal-hal mistis yang cenderung berkonotasi negatif. Kamus besar bahasa Indonesia dalam versi daring[1] menempatkan klenik sebagai sebuah aktivitas perdukunan. Klenik juga dikaitkan dengan banyak hal yang tidak dapat dicerna dengan akal namun dipercaya oleh banyak orang. Dalam kultur Jawa ada ilmu yang disebut ilmu tua. Yaitu, ilmu yang diajarkan kepada mereka yang sudah matang dalam kesadarannya. Hal ini dimaksudkan agar tidak disalahgunakan, atau disalahartikan. Ilmu yang demikian ini adalah klenik.
Ilmu Klenik adalah Pengetahuan yang menjelaskan hal-hal yang gaib. Hal-hal yang bersifat tersembunyi. Wilayah misteri. Salah satu ilmu atau pengetahuan yang ada diwilayah klenik adalah agama. Banyak hal dalam agama yang tidak dapat diuji kebenarannya (diverifikasi). Kebenarannya hanya bisa dimengerti oleh mereka yang menempuh ilmu makrifat. Bagi orang awam kebenaran agama cukup diyakini. Ini klenik namanya! Namun jangan salah terima, ini tidak berarti agama menyesatkan orang. Tidak demikian. Hal-hal yang bersifat klenik pun dimaksudkan untuk kesejahteraan manusia. Bukan untuk mendorong manusia ke dunia gelap. Banyak orang yang salah anggapan. Klenik disamakan dengan upaya mengarang agar cocok hasilnya. Orang yang menganggap klenik sebagai othak-athik mathuk, maka ia dapat disamakan dengan Marx yang menganggap agama sebagai candu. Sungguh naif apabila kita tidak memahami suatu ilmu, lalu ilmu itu kita golongkan ke dalam tahayul atau klenik yang selama ini dipahami oleh banyak orang, yaitu othak-athik mathuk.
Klenik sering dikaitkan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia ghaib, paranormal, dukun, mahluk halus, jimat, jin, siluman dan sejenisnya. Jika kita bicara klenik maka yang dipikirkan adalah hal-hal yang tidak dapat dilihat dengan mata dan dianggap mempunyai hubungan langsung dengan manusia. Heboh di dunia klenik dan kaitannya dengan politisi dimulai ketika Akademisi dan Sejarawan JJ Rizal menilai banyak politikus melakukan hal-hal berbau klenik untuk memperlancar karir politik, termasuk salah satu pelakunya adalah PPL. Tindakan PPL nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum naik menjadi Gubernur adalah salah satu bagian dari aktivitas klenik yang dilakukan. Wasekjen PDIP DMP Kristianto menegaskan aktivitas nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum PPL naik jadi Gubernur tak bisa diartikan sebagai klenik. Dia menilai nyekar ke sebuah makam itu merupakan hal yang biasa di Indonesia."Nyekar itu bukan bagian dari klenik, nyekar itu bagian dari budaya," kata DMP saat berbincang dengan detikcom, Kamis (14/11/2013).Pada dasarnya nyekar ke makam merupakan satu dari sekian tradisi yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Jawa. "Kalau nyekar makam itu disebut klenik, berarti misalnya presiden nyekar ke makam pahlawan juga disebut klenik," ujarnya.
DMP mengingatkan, dalam memberikan penilaian terhadap klenik harus diperjelas seperti apa konteksnya. Dia tak setuju jika kegiatan nyekar disebut sebagai salah satu aktivitas berbau klenik."Tolong diperjelas dulu definisi klenik yang dimaksud itu seperti apa," jelas DMP. Bagi para akademisi, yang selalu menggunakan pola pemikiran ilmiah maka klenik dianggap musrik dan sudah tidak jamannya dipakai pada jaman sekarang ini. Boleh dibilang mereka membuat pernyataan ngawur begitu karena itu memang bukan ranah dan wilayah kekuasaan keilmuan mereka. Sama saja orang ekonomi bicara ilmu tehnik, orang tehnik bicara ekonomi makro. Tidak nyambung, mungkin bisa jadi sangat tidak pas. Ibarat bicara matematika geometri kepada orang buta huruf, bicara rumus integral kepada anak playgroup, bukan pada tempatnya. Hal yang sama, ketika para pelaku spiritual, klenikus memberikan tanggapan, mereka tidak dapat menjelaskan gambaran secara utuh hubungan antara dunia nyata dan dunia ghaib, dua dunia dalam satu kesatuan. Karena berbicara dengan para akademisi artinya berbicara menggunakan pemikiran ilmiah dan intelektual, dan lagi-lagi, biasanya ini menjadi tidak nyambung, karena memang bukan ranah dan wilayahnya. Akhirnya dua dunia ini hidup sendiri-sendiri.
Saya akan jelaskan secara utuh kaitan dunia nyata dan kaitannya dengan dunia ghaib, dunia klenik. Sebenarnya dua bagian ini berhubungan langsung satu dengan yang lain. Alam semesta terdiri dari dua dunia, dunia nyata dan dunia tidak nyata. Dunia nyata adalah dunia yang dapat dilihat dengan indra penglihatan secara langsung, sedangkan dunia tidak nyata adalah dunia yang tidak dapat dilihat secara langsung menggunakan indra penglihatan secara langsung. Dunia tidak nyata ini sering disebut dengan dunia ghaib, klenik, perdukunan.
Dapat sedikit memberikan inspirasi berata pentingnya untuk memperdalam ilmu Agama baik itu Tauhid maupun syariat sebagai bekal pondasi untuk mencapai tinggat ketaqwaan dan derajat yang tinggi.Sehinga semoga melalui ulasan PENJELASAN TERKAIT 'AIN DAN HASAD (Pembahasan 1-3), Kita dapat memmetik pelajaran yang terkandung didalamnya dan mampu mengamalkanya.Dengan PENJELASAN TERKAIT 'AIN DAN HASAD (Pembahasan 1-3) kita bisa ambil yang baiknya saja
SERIAL PENJELASAN TERKAIT PERMASALAHAN 'AIN DAN HASAD
Pembahasan 1
MAKNA 'AIN DAN HASAD
Ibnu Mandzhur menjelaskan : Al-'Ain adalah engkau menimpakan 'ain kepada seseorang. Contoh kalimat :
*وعان الر جل بعپنه عينا*
Maknanya adalah "Seseorang menimpakan 'ain, dengan menggunakan kedua matanya", maka dia disebut pelempar 'ain, sedangkan orang yg terkena 'ain disebut ma'in (menurut susunan kalimat yang tidak sempurna) dan ma'yun (menurut susunan kalimat yang sempurna) artinya orang yang terkena 'ain.
Dikatakan :
*اصابت فلانا عين*
('ain telah menimpa si fulan) maksudnya apabila musuh atau orang yang dengki memandangnya, dan seketika pandangannya memberikan pengaruh sampai sakit karena pandangannya. (Lisanul 'Arob : 13/301)
Ibnu Mandzhur menjelaskan kembali makna *ح س د* (hasad): Yaitu anda menginginkan lenyapnya kenikmatan orang lain. Maksudnya, seseorang melihat kenikmatan yang dimiliki saudaranya (saudara seiman) dan dia memiliki keinginan untuk melenyapkan kenikmatan itu darinya, sehingga kepemilikan nikmatnya itu hanya dia pemiliknya tanpa ada selainnya. (Lisanul 'Arob : 3/149)
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin menjelaskan tentang hakikat pengaruh 'ain beserta dalil-dalilnya : Iya, Imam Muslim telah meriwayatkan di dalam kitab shahih-nya (Shahih Muslim) dari ibnu Abbas, beliau berkata :
*العين حقُُّ ولو كان شيء سابق القدر لسبقته العين*
“Ain itu nyata (haq), seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului qadar, niscaya 'ain lah yang dapat mendahuluinya. (Imam Muslim mengeluarkan hadits tersebut di dalam kitab shahihnya, dalam kitab Assalam : 2188)
Dari penjelasan di atas, perkara 'ain menjadi sangat jelas, bahwasanya 'ain nyata adanya dan memiliki pengaruh yang jelas, dengan ini banyak nash-nash (dalil) yang shahih dari Kitab dan Sunnah Rasulullah saling mendukung dan menguatkan, kecuali hanya sebahagian saja yang menolak perkara yang sudah menjadi hakikat adanya.
Pembahasan ke 2
BAGAIMANA 'AIN DAN HASAD MEMBERIKAN DAMPAK NEGATIF ?
Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan : "Tabiat manusia itu berbeda-beda, terkadang dari mata pelempar 'ain ada racun yang sampai ke tubuh orang yang terkena 'ain." (Fathul Bari: 200/10)
Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata : 'Ain ini berpengaruh melalui jiwa yang buruk. Hal itu seperti ular yang akan mengeluarkan racunnya ketika dia menggigit dan melontarkan". (Bada-i'ut Tafsir : 414/5)
Berkata Syaikh 'Athiyyah Muhammad Salim : "Setelah membahas panjang lebar tentang bagaimana 'ain bisa menimpa orang lain, kesimpulannya adalah bahwa 'ain bisa menimpa, itu merupakan lingkup kekuasaan yang telah Allah Subhanahu Wa Ta'ala tetapkan, atau 'ain itu kekuatan beracun, atau 'ain itu adalah bagian bagian halus yang keluar dari mata, dan lain sebagainya. Semuanya merupakan ijtihad, tidak mungkin tidak terjadi perbedaan pendapat."
Dan kami mendapati perkataan Ibnu 'Abdil Barr bahwa pengaruh dan dampak 'ain sudah diketahui oleh masyarakat umum dan khususnya orang-orang tertentu, maka tidak perlu memperpanjang pembicaraan dalam mencari tau cara kerjanya (Al-'ain wa ar-Ruqyah wal Istisyfa' Minal Qur'an as-Sunnah: 37-38)
Dr. Fahd bin Dhuyun As-Suhaimi, saat orasi ilmiah untuk memperoleh gelar magister, beliau berkata : "Tidak ada penjelasan dari syariat tentang bagaimana cara 'ain bisa menimpa. Kita juga tidak dituntut untuk mengetahuinya. Tidak juga dituntut beribadah dengan hal itu."
Adapun apa yang telah diterangkan oleh sebagian ulama tentang cara kerja 'ain, yaitu terlepasnya kekuatan beracun dari mata pelempar 'ain.
Pembahasan tentang cara kerja 'ain ini merupakan perkara yang memiliki beberapa kemungkinan, tidak bisa dipastikan dengan menetapkannya dan tidak bisa menetapkan dengan cara meniadakannya, Allahu a'lam. (Ahkam Arruqaa wa Attamaim: 94)
Pembahasan ke 3
DALIL-DALIL BAHWA SESEORANG BISA MENIMPAKAN 'AIN DAN HASAD
Dalil Al-Qur'an
Dalam surat Al Qalam ayat 51 Allah Azza Wa Jalla berfirman:
*وَاِنْ يَّكَادُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَيُزْلِقُوْنَكَ بِاَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُوْلُوْنَ اِنَّهٗ لَمَجْنُوْنٌ*
"Dan sungguh, orang-orang kafir itu hampir-hampir menggelincirkanmu dengan pandangan mata mereka, ketika mereka mendengar Al-Qur'an dan mereka berkata, Dia (Muhammmad) itu benar-benar orang gila."
(QS. Al-Qalam: 51)
Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya : "Ibnu 'Abbas dan mujahid serta selain keduanya mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya "Benar-benar hampir menggelincirkan kamu, yakni mereka benar-benar hampir menembus dirimu. "Dengan pandangan mereka" yaitu mereka hampir saja menimpakan penyakit 'ain terhadapmu melalui mata mereka. Dengan kata lain, mereka dengki terhadapmu disebabkan kebencian mereka terhadapmu. Seandainya tidak ada pemeliharaan dari Allah terhadap dirimu dari kebencian mereka, tentulah 'ain yang ditimpakan oleh mereka akan mengenai dan menembus dirimu (tafsir Al Qur'anil 'Azhim: 409/94)
Dalam surat Yusuf ayat 67 Allah Azza Wa Jalla berfirman:
*وَقَالَ يٰبَنِيَّ لَا تَدْخُلُوْا مِنْۢ بَابٍ وَّاحِدٍ وَّادْخُلُوْا مِنْ اَبْوَابٍ مُّتَفَرِّقَةٍ ۗ وَمَاۤ اُغْنِيْ عَنْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍ ۗ اِنِ الْحُكْمُ اِلَّا لِلّٰهِ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۚ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُوْنَ*
"Dan dia (Ya'qub) berkata, Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda; namun demikian aku tidak dapat mempertahankan kamu sedikit pun dari (takdir) Allah. Keputusan itu hanyalah bagi Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula bertawakallah orang-orang yang bertawakal."
(QS. Yusuf: 67)
Ibnu Katsir menjelaskan: Menurut Ibnu 'Abbas dan yang lainnya, Nabi Ya'kub 'Alaihissalam merasa khawatir 'ain menimpa mereka (anak-anaknya). Demikian itu karena mereka adalah orang-orang yang berpenampilan bagus dan mempunyai rupa yang tampan serta kelihatan berwibawa, maka Nabi Ya'kub 'Alaihissalam merasa khawatir bila mereka tertimpa 'ain disebabkan pandangan mata orang-orang, karena sesungguhnya 'ain itu benar adanya. (Tafsir Al Qur'anil 'Azhim : 466/2)
Dalil As-Sunnah Tentang 'Ain
Hadits pertama :
*عَنْ أَبِي أُمَامَةَ بْنِ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ ، قَالَ : مَرَّ عَامِرُ بْنُ رَبِيعَةَ بِسَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ ، وَهُوَ يَغْتَسِلُ فَقَالَ : لَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ ، وَلاَ جِلْدَ مُخَبَّأَةٍ فَمَا لَبِثَ أَنْ لُبِطَ بِهِ ، فَأُتِيَ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ فَقِيلَ لَهُ : أَدْرِكْ سَهْلاً صَرِيعًا ، قَالَ مَنْ تَتَّهِمُونَ بِهِ قَالُوا عَامِرَ بْنَ رَبِيعَةَ ، قَالَ : عَلاَمَ يَقْتُلُ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ ، إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ ، فَلْيَدْعُ لَهُ بِالْبَرَكَةِ ثُمَّ دَعَا بِمَاءٍ ، فَأَمَرَ عَامِرًا أَنْ يَتَوَضَّأَ ، فَغَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ، وَرُكْبَتَيْهِ وَدَاخِلَةَ إِزَارِهِ ، وَأَمَرَهُ أَنْ يَصُبَّ عَلَيْهِ قَالَ سُفْيَانُ* : *قَالَ مَعْمَرٌ ، عَنِ الزُّهْرِيِّ : وَأَمَرَهُ أَنْ يَكْفَأَ الإِنَاءَ مِنْ خَلْفِهِ*
“Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, ia berkata: Amir bin Rabi’ah melewati Sahl bin Hunaif ketika ia sedang mandi, lalu Amir berkata: Aku tidak melihat seperti hari ini; kulit yang lebih mirip (keindahannya) dengan kulit wanita yang dipingit, maka tidak berapa lama kemudian Sahl terjatuh, lalu beliau dibawa kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, seraya dikatakan: “Selamatkanlah Sahl yang sedang terbaring sakit.” Beliau bersabda: “Siapa yang kalian curigai telah menyebabkan ini?” Mereka berkata: “Amir bin Rabi’ah.” Beliau bersabda: “Kenapakah seorang dari kalian membunuh saudaranya? Seharusnya apabila seorang dari kalian melihat sesuatu pada diri saudaranya yang menakjubkan, hendaklah ia mendoakan keberkahan untuknya.” Kemudian beliau meminta air, lalu menyuruh Amir untuk berwudhu, Amir mencuci wajahnya, kedua tangannya sampai ke siku, dua lututnya dan bagian dalam sarungnya. Dan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam memerintahkannya untuk menyiramkan (bekas airnya) kepada Sahl.” Berkata Sufyan, berkata Ma’mar dari Az-Zuhri: Beliau memerintahkannya untuk menyiramkan air dari arah belakangnya.” [HR. Ibnu Majah dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, Shahih Ibni Majah: 2828].
Hadits kedua :
*عن أبي هريرة رضى الله تعالى عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال العين حق*
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam : “Al-‘Ain adalah haq (benar)” [HR. Bukhari no. 5408 dan Muslim no. 2187].
Hadits Ketiga :
*عن جابر ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال أكثر من يموت من أمتى بعد قضاء الله وقدره بالأنفس يعنى بالعين*
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam : “Kebanyakan orang yang meninggal dari umatku setelah qadha dan qadar Allah adalah karena Al-‘Ain.” [HR Al Bukhari di dalam Tarikh Kabir].
Hadits Keempat :
*عن جابر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم العين تدخل الرجل القبر و تدخل الجمل القدر*
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam : “Al-‘Ain adalah haq (benar), dapat memasukkan seseorang ke dalam kuburan dan dapat memasukkan onta ke dalam kuali.” [HR. Ibnu ‘Adi 6/407 biografi no. 1890 dari Mu’awiyyah bin Hisyam Al-Qashar, Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 7/90, Al-Khathib 9/244, Al-Qadha’i 2/140 no. 1059].
Imam Al-Munawi memberikan komentar : Kalimat "Al-'Ain dapat menyebabkan seseorang masuk liang kubur" ini maknanya 'ain itu membunuhnya sehingga orang itu dikubur di pemakaman. Sedangkan kalimat "Unta masuk dalam periuk" maknanya adalah jika 'ain menimpa unta atau hampir mati, maka pemiliknya menyembelih dan memasaknya di periuk. (Faidhul Qadir : 397/4).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : Hasad adalah salah satu diantara penyakit jiwa. Mayoritas manusia terkena penyakit hasad ini. Hanya sedikit orang yang terbebas dari penyakit hasad. Sehingga ada yang menyatakan, "Tidak ada jasad yang lepas dari penyakit hasad" hanya saja bedanya orang yang suka mencela itu mengungkapkannya sedangkan orang yang mulia berusaha menyembunyikannya dan menahannya."
(Amrodhul Qulub wa Syifauha: 21).
Dikutip dan ditulis ulang oleh : Aguslim R Koto
Sumber :
الدرر البهية في بعض مسا ء نل الر قيه الشر عيه
ابو البراء أسامة بن ياسين المعاني
Syaikh Abu Al Barra Usamah Bin Yasin Al-Ma'ani
Insya Allah bersambung...
0 Response to "PENJELASAN TERKAIT 'AIN DAN HASAD (Pembahasan 1-3)"
Post a Comment