SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 7)

SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 7) - Sedulor Klenik, dunia supranatural atau orang biasa menyebutnya sebuah mitos, klenik,mistik bahkan berbau goib dan menyan tidak terlepas dengan adanyan SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 7). Disadari atau tidak masayarakat sering kali malu-malu untuk menyakininya bahkan ada yang menolak akan keberadaannya. Dan tidak sedikit pula yang menyetujui atau bahkan menjadikan suatu hal yang wajar untuk hal seperti itu. Dan disisi lain dari itu ada pula yang cuma mengaitkanya dengan yang bernama budaya atau tradisi semata tanpa adanya hal yang mendasar dari pada sumber yang berkaitan dengan SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 7). Dan percaya atau tidak masyarakatpun baru-baru ini acuh tak acuh dengan hal itu. Terlepas dari itu semua mari kita meandangnya sebuah hal keniscayaan yang ada dan sebagai khasanah budaya local yang patutu untuk kita hormati.

Klenik dan SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 7) memang asik untuk diperbincangkan dan terkadang membuat kita sendiri penasaran akan hal itu.Menurut wikipedia.org --Klenik (di dalam bahasa Jawa) adalah sesuatu yang tersembunyi atau hal yang dirahasiakan untuk umum. Klenik identik dengan hal-hal mistis yang cenderung berkonotasi negatif. Kamus besar bahasa Indonesia dalam versi daring[1] menempatkan klenik sebagai sebuah aktivitas perdukunan. Klenik juga dikaitkan dengan banyak hal yang tidak dapat dicerna dengan akal namun dipercaya oleh banyak orang. Dalam kultur Jawa ada ilmu yang disebut ilmu tua. Yaitu, ilmu yang diajarkan kepada mereka yang sudah matang dalam kesadarannya. Hal ini dimaksudkan agar tidak disalahgunakan, atau disalahartikan. Ilmu yang demikian ini adalah klenik.

Ilmu Klenik adalah Pengetahuan yang menjelaskan hal-hal yang gaib. Hal-hal yang bersifat tersembunyi. Wilayah misteri. Salah satu ilmu atau pengetahuan yang ada diwilayah klenik adalah agama. Banyak hal dalam agama yang tidak dapat diuji kebenarannya (diverifikasi). Kebenarannya hanya bisa dimengerti oleh mereka yang menempuh ilmu makrifat. Bagi orang awam kebenaran agama cukup diyakini. Ini klenik namanya! Namun jangan salah terima, ini tidak berarti agama menyesatkan orang. Tidak demikian. Hal-hal yang bersifat klenik pun dimaksudkan untuk kesejahteraan manusia. Bukan untuk mendorong manusia ke dunia gelap. Banyak orang yang salah anggapan. Klenik disamakan dengan upaya mengarang agar cocok hasilnya. Orang yang menganggap klenik sebagai othak-athik mathuk, maka ia dapat disamakan dengan Marx yang menganggap agama sebagai candu. Sungguh naif apabila kita tidak memahami suatu ilmu, lalu ilmu itu kita golongkan ke dalam tahayul atau klenik yang selama ini dipahami oleh banyak orang, yaitu othak-athik mathuk.

Klenik sering dikaitkan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia ghaib, paranormal, dukun, mahluk halus, jimat, jin, siluman dan sejenisnya. Jika kita bicara klenik maka yang dipikirkan adalah hal-hal yang tidak dapat dilihat dengan mata dan dianggap mempunyai hubungan langsung dengan manusia. Heboh di dunia klenik dan kaitannya dengan politisi dimulai ketika Akademisi dan Sejarawan JJ Rizal menilai banyak politikus melakukan hal-hal berbau klenik untuk memperlancar karir politik, termasuk salah satu pelakunya adalah PPL. Tindakan PPL nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum naik menjadi Gubernur adalah salah satu bagian dari aktivitas klenik yang dilakukan. Wasekjen PDIP DMP Kristianto menegaskan aktivitas nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum PPL naik jadi Gubernur tak bisa diartikan sebagai klenik. Dia menilai nyekar ke sebuah makam itu merupakan hal yang biasa di Indonesia."Nyekar itu bukan bagian dari klenik, nyekar itu bagian dari budaya," kata DMP saat berbincang dengan detikcom, Kamis (14/11/2013).Pada dasarnya nyekar ke makam merupakan satu dari sekian tradisi yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Jawa. "Kalau nyekar makam itu disebut klenik, berarti misalnya presiden nyekar ke makam pahlawan juga disebut klenik," ujarnya.

DMP mengingatkan, dalam memberikan penilaian terhadap klenik harus diperjelas seperti apa konteksnya. Dia tak setuju jika kegiatan nyekar disebut sebagai salah satu aktivitas berbau klenik."Tolong diperjelas dulu definisi klenik yang dimaksud itu seperti apa," jelas DMP. Bagi para akademisi, yang selalu menggunakan pola pemikiran ilmiah maka klenik dianggap musrik dan sudah tidak jamannya dipakai pada jaman sekarang ini. Boleh dibilang mereka membuat pernyataan ngawur begitu karena itu memang bukan ranah dan wilayah kekuasaan keilmuan mereka. Sama saja orang ekonomi bicara ilmu tehnik, orang tehnik bicara ekonomi makro. Tidak nyambung, mungkin bisa jadi sangat tidak pas. Ibarat bicara matematika geometri kepada orang buta huruf, bicara rumus integral kepada anak playgroup, bukan pada tempatnya. Hal yang sama, ketika para pelaku spiritual, klenikus memberikan tanggapan, mereka tidak dapat menjelaskan gambaran secara utuh hubungan antara dunia nyata dan dunia ghaib, dua dunia dalam satu kesatuan. Karena berbicara dengan para akademisi artinya berbicara menggunakan pemikiran ilmiah dan intelektual, dan lagi-lagi, biasanya ini menjadi tidak nyambung, karena memang bukan ranah dan wilayahnya. Akhirnya dua dunia ini hidup sendiri-sendiri.

Saya akan jelaskan secara utuh kaitan dunia nyata dan kaitannya dengan dunia ghaib, dunia klenik. Sebenarnya dua bagian ini berhubungan langsung satu dengan yang lain. Alam semesta terdiri dari dua dunia, dunia nyata dan dunia tidak nyata. Dunia nyata adalah dunia yang dapat dilihat dengan indra penglihatan secara langsung, sedangkan dunia tidak nyata adalah dunia yang tidak dapat dilihat secara langsung menggunakan indra penglihatan secara langsung. Dunia tidak nyata ini sering disebut dengan dunia ghaib, klenik, perdukunan.

Dapat sedikit memberikan inspirasi berata pentingnya untuk memperdalam ilmu Agama baik itu Tauhid maupun syariat sebagai bekal pondasi untuk mencapai tinggat ketaqwaan dan derajat yang tinggi.Sehinga semoga melalui ulasan SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 7), Kita dapat memmetik pelajaran yang terkandung didalamnya dan mampu mengamalkanya.Dengan SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 7) kita bisa ambil yang baiknya saja

SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN

AGAR DOA MENJADI KEKUATAN DIGDAYA


BAGIAN 7

MEMILIH WAKTU-WAKTU YANG MUSTAJAB

Doa Orang Yang Teraniaya

Pertama, dari Khuzaimah bin Tsabit Radhiyallahu 'Anhu berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda; ”Takutlah kamu kepada doa orang yang teraniaya, kerana ia diangkat di atas awan dan Allah berfirman: “
"Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, sungguh Aku pasti menolongmu, walaupun setelah beberapa masa yang panjang.” (Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani, Al-Bukhari dan Ad-Daulabi)

Al-Munawi berkata, "Takutlah doa orang yang teraniaya" yakni hindarilah doa orang yang kalian zhalimi. Dengan retorika bahasa indah, untaian kata yang sangat pendek dan ungkapan yang sangat jelas, perintah ini berkonsekwensi untuk menjauhi seluruh bentuk kezhaliman. Terangnya, apabila seseorang takut doa orang yang teraniaya, ia tidak akan berbuat aniaya. Ungkapan ini lebih retoris dibanding perkataan, "Jangan berbuat zhalim". Gaya bahasa apik seperti ini merupakan satu varian ilmu badi' (ilmu sastra Arab) yang disebut ta'liq. Kemudian beliau menjelaskan alasan larangan tersebut dengan bersabda, "Karena sesungguhnya doa itu dibawa di atas awan". Maksudnya, Allah memerintah agar doa tersebut diangkat hingga melewati Ghamam (awan putih) terus sampai ke hadapan-Nya Yang Maha Suci. Dikatakan pula bahwa Ghamam adalah sesuatu yang berwarna putih di atas langit ke tujuh. Apabila Ghamam ini jatuh, semua langit tidak cukup kuat menahannya, sehingga pecah. Allah berfirman, "Dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah karena kabut putih......" (Al-Furqan: 25)

Sabda beliau, "Allah berfirman, "Demi Kemuliaan dan Keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu....." Artinya, sungguh benar-benar Aku akan mengembalikan hakmu dari orang yang menzhalimimu. "Walaupun setelah lewat masa yang panjang" Melalui firman ini, Allah ingin menunjukkan bahwa Dia memberi tenggang waktu bagi orang yang zhalim agar bertaubat dan tidak membiarkannya. Adanya maaf terhadap sebagian bentuk kezhaliman, itu diiringi dengan adanya kompensasi untuk orang yang dizhalimi. Dan hal itu juga suatu bentuk pertolongan. Hadits ini juga mengandung larangan keras berbuat zhalim dan bahwa akibat serta bahaya yang ditimbulkan sangat besar.

"Matamu terlelap, sedang orang yang dizhalimi terjaga mengintaimu
Dan mata Allah tidaklah tidur
(disadur dengan ringkas Faidhul Qadir, I : 141-142)

Kedua, dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu berkata, Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, "Takutlah terhadap doa orang yang teraniaya. Karena sesungguhnya doa tersebut naik ke langit seperti percikan api". (Diriwayatkan oleh Al-Hakim)

Al-Munawi berkata, "Takutlah terhadap doa orang yang teraniaya. Karena sesungguhnya doa tersebut naik ke langit." Pengertiannya seperti yang telah dijelaskan di atas. "Seperti percikan api" adalah kiasan cepatnya doa tersebut sampai kepada Allah. Karena orang yang teraniaya ini berdoa dalam posisi kesulitan, sedang Allah telah berfirman, "Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya..." ( QS An-Naml : 62). Semakin besar kezhaliman, semakin besar pula pengaruhnya terhadap jiwa. Maka, orang yang dizhalimi pun bertambah tunduk, sehingga doanya lebih berpeluang besar dikabulkan. Bunga api adalah percikan-percikan yang berterbangan di udara. Di sini kecepatan naiknya doa diserupakan dengan kecepatan terbang bunga api dari apinya." (disadur dengan ringkas Faidhul Qadir, hal 142)

Ketiga, dari Anas Radhiyallahu 'Anhu berkata, "Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, "Takutlah terhadap doa orang yang teraniaya meskipun ia kafir. Sebab, tak ada batas yang menutup doa itu" (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Ya'la dan Adh-Dhiya')

Al-Munawi mengatakan, "Takutlah terhadap doa orang yang teraniaya," artinya hindarilah berbuat zhalim agar orang yang dizhalimi tidak mendoakan keburukan kepada kalian. "Meskipun ia kafir" yang dilindungi darahnya (bukan kafir harbi) Karena dia menjadi korban kezhaliman, doanya tetap mustajab, sedangkan perbuatan dosanya menjadi urusannya sendiri. "Sebab tak ada batas yang menutup doa itu" yakni tak ada pembatas yang menghalangi antara doanya dan diterima doa tersebut. Batas penutup di sini tidak berbentuk fisik, karena ia berkonsekwensi adanya jarak (Antara Allah dan hamba) dan keberadaan-Nya di suatu tempat. (Syaikh Dr. Ibrahim Al-Buraikan berkata, "Wajib menetapkan keberadaan Allah (uluw-Nya) di atas Arsy-Nya dan bahwa Dia terpisah dari makhluk-Nya, kendati Dia sangat dekat dengan orang yang berdoa dan memohon kepada-Nya dalam konteks memperkenankan doa dan permintaan tersebut. Ungkapan Al-Munawi dengan istilah 'tempat' adalah kata yang global, mengandung kemungkinan yang benar dan salah). Sedang Allah terhindar dari semua itu dan Dia lebih dekat kepada segala sesuatu daripada materi sesuatu tersebut. Ungkapan ini adalah gambaran orang yang menuju ke pintu seorang penguasa adil yang tengah duduk di singgasana-Nya, guna melaporkan tindak kesewenang-wenangan. Orang ini tidak dihalang-halangi." (disadur dengan ringkas dari Faidhul Qadir, I: 142)

Keempat, dari Zaid bin Arqam Radhiyallahu berkata, "Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, "Beribadalah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Lantas jika engkau tidak melihat-Nya, (yakinilah) Dia melihatmu. Evaluasilah dirimu dengan orang-orang yang telah mati. Dan takutlah pada doa orang yang teraniaya, karena doa nya mustajab". (Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah, VIII : 202, 203)

Dikutip dan diringkas oleh : *Aguslim R Koto*

Al-Qaulul Mubin fima Yathrudul Jinni wasy Syayathin
Syaikh Abu Al Barra' Usamah bin Yasin Al-Ma'ani

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 7)"

Post a Comment