Bolehkah Mengkhususkan Diri Menjadi Peruqyah? (Bagian 1)

Bolehkah Mengkhususkan Diri Menjadi Peruqyah? (Bagian 1) - Sedulor Klenik, dunia supranatural atau orang biasa menyebutnya sebuah mitos, klenik,mistik bahkan berbau goib dan menyan tidak terlepas dengan adanyan Bolehkah Mengkhususkan Diri Menjadi Peruqyah? (Bagian 1). Disadari atau tidak masayarakat sering kali malu-malu untuk menyakininya bahkan ada yang menolak akan keberadaannya. Dan tidak sedikit pula yang menyetujui atau bahkan menjadikan suatu hal yang wajar untuk hal seperti itu. Dan disisi lain dari itu ada pula yang cuma mengaitkanya dengan yang bernama budaya atau tradisi semata tanpa adanya hal yang mendasar dari pada sumber yang berkaitan dengan Bolehkah Mengkhususkan Diri Menjadi Peruqyah? (Bagian 1). Dan percaya atau tidak masyarakatpun baru-baru ini acuh tak acuh dengan hal itu. Terlepas dari itu semua mari kita meandangnya sebuah hal keniscayaan yang ada dan sebagai khasanah budaya local yang patutu untuk kita hormati.

Klenik dan Bolehkah Mengkhususkan Diri Menjadi Peruqyah? (Bagian 1) memang asik untuk diperbincangkan dan terkadang membuat kita sendiri penasaran akan hal itu.Menurut wikipedia.org --Klenik (di dalam bahasa Jawa) adalah sesuatu yang tersembunyi atau hal yang dirahasiakan untuk umum. Klenik identik dengan hal-hal mistis yang cenderung berkonotasi negatif. Kamus besar bahasa Indonesia dalam versi daring[1] menempatkan klenik sebagai sebuah aktivitas perdukunan. Klenik juga dikaitkan dengan banyak hal yang tidak dapat dicerna dengan akal namun dipercaya oleh banyak orang. Dalam kultur Jawa ada ilmu yang disebut ilmu tua. Yaitu, ilmu yang diajarkan kepada mereka yang sudah matang dalam kesadarannya. Hal ini dimaksudkan agar tidak disalahgunakan, atau disalahartikan. Ilmu yang demikian ini adalah klenik.

Ilmu Klenik adalah Pengetahuan yang menjelaskan hal-hal yang gaib. Hal-hal yang bersifat tersembunyi. Wilayah misteri. Salah satu ilmu atau pengetahuan yang ada diwilayah klenik adalah agama. Banyak hal dalam agama yang tidak dapat diuji kebenarannya (diverifikasi). Kebenarannya hanya bisa dimengerti oleh mereka yang menempuh ilmu makrifat. Bagi orang awam kebenaran agama cukup diyakini. Ini klenik namanya! Namun jangan salah terima, ini tidak berarti agama menyesatkan orang. Tidak demikian. Hal-hal yang bersifat klenik pun dimaksudkan untuk kesejahteraan manusia. Bukan untuk mendorong manusia ke dunia gelap. Banyak orang yang salah anggapan. Klenik disamakan dengan upaya mengarang agar cocok hasilnya. Orang yang menganggap klenik sebagai othak-athik mathuk, maka ia dapat disamakan dengan Marx yang menganggap agama sebagai candu. Sungguh naif apabila kita tidak memahami suatu ilmu, lalu ilmu itu kita golongkan ke dalam tahayul atau klenik yang selama ini dipahami oleh banyak orang, yaitu othak-athik mathuk.

Klenik sering dikaitkan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia ghaib, paranormal, dukun, mahluk halus, jimat, jin, siluman dan sejenisnya. Jika kita bicara klenik maka yang dipikirkan adalah hal-hal yang tidak dapat dilihat dengan mata dan dianggap mempunyai hubungan langsung dengan manusia. Heboh di dunia klenik dan kaitannya dengan politisi dimulai ketika Akademisi dan Sejarawan JJ Rizal menilai banyak politikus melakukan hal-hal berbau klenik untuk memperlancar karir politik, termasuk salah satu pelakunya adalah PPL. Tindakan PPL nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum naik menjadi Gubernur adalah salah satu bagian dari aktivitas klenik yang dilakukan. Wasekjen PDIP DMP Kristianto menegaskan aktivitas nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum PPL naik jadi Gubernur tak bisa diartikan sebagai klenik. Dia menilai nyekar ke sebuah makam itu merupakan hal yang biasa di Indonesia."Nyekar itu bukan bagian dari klenik, nyekar itu bagian dari budaya," kata DMP saat berbincang dengan detikcom, Kamis (14/11/2013).Pada dasarnya nyekar ke makam merupakan satu dari sekian tradisi yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Jawa. "Kalau nyekar makam itu disebut klenik, berarti misalnya presiden nyekar ke makam pahlawan juga disebut klenik," ujarnya.

DMP mengingatkan, dalam memberikan penilaian terhadap klenik harus diperjelas seperti apa konteksnya. Dia tak setuju jika kegiatan nyekar disebut sebagai salah satu aktivitas berbau klenik."Tolong diperjelas dulu definisi klenik yang dimaksud itu seperti apa," jelas DMP. Bagi para akademisi, yang selalu menggunakan pola pemikiran ilmiah maka klenik dianggap musrik dan sudah tidak jamannya dipakai pada jaman sekarang ini. Boleh dibilang mereka membuat pernyataan ngawur begitu karena itu memang bukan ranah dan wilayah kekuasaan keilmuan mereka. Sama saja orang ekonomi bicara ilmu tehnik, orang tehnik bicara ekonomi makro. Tidak nyambung, mungkin bisa jadi sangat tidak pas. Ibarat bicara matematika geometri kepada orang buta huruf, bicara rumus integral kepada anak playgroup, bukan pada tempatnya. Hal yang sama, ketika para pelaku spiritual, klenikus memberikan tanggapan, mereka tidak dapat menjelaskan gambaran secara utuh hubungan antara dunia nyata dan dunia ghaib, dua dunia dalam satu kesatuan. Karena berbicara dengan para akademisi artinya berbicara menggunakan pemikiran ilmiah dan intelektual, dan lagi-lagi, biasanya ini menjadi tidak nyambung, karena memang bukan ranah dan wilayahnya. Akhirnya dua dunia ini hidup sendiri-sendiri.

Saya akan jelaskan secara utuh kaitan dunia nyata dan kaitannya dengan dunia ghaib, dunia klenik. Sebenarnya dua bagian ini berhubungan langsung satu dengan yang lain. Alam semesta terdiri dari dua dunia, dunia nyata dan dunia tidak nyata. Dunia nyata adalah dunia yang dapat dilihat dengan indra penglihatan secara langsung, sedangkan dunia tidak nyata adalah dunia yang tidak dapat dilihat secara langsung menggunakan indra penglihatan secara langsung. Dunia tidak nyata ini sering disebut dengan dunia ghaib, klenik, perdukunan.

Dapat sedikit memberikan inspirasi berata pentingnya untuk memperdalam ilmu Agama baik itu Tauhid maupun syariat sebagai bekal pondasi untuk mencapai tinggat ketaqwaan dan derajat yang tinggi.Sehinga semoga melalui ulasan Bolehkah Mengkhususkan Diri Menjadi Peruqyah? (Bagian 1), Kita dapat memmetik pelajaran yang terkandung didalamnya dan mampu mengamalkanya.Dengan Bolehkah Mengkhususkan Diri Menjadi Peruqyah? (Bagian 1) kita bisa ambil yang baiknya saja

Spesialis Ruqyah Ada di Zaman Rasul
Musdar Bustamam Tambusai
(Founder MATAIR / Majlis Talaqqi Ilmu Ruqyah Internasional)

===============================

■ Judul tulisan diatas sedikit kontras dlm warna pemikiran sebagian orang. Tapi ini perlu saya sampaikan sbg pendapat pribadi. Tulisan berawal dr satu pertanyaan : Benarkah tidak boleh berprofesi sbg peruqyah? Jawaban dr sebagian orang : TIDAK ! Karena dizaman Nabi saw tidak ada profesi itu.

■ Salah satu argumen orang yang mengharamkan takhassus (memfokuskan) diri dlm terapi ruqyah syar'iyyah adalah tidak adanya contoh dari Nabi saw dan sahabat beliau bahkan tabi'in pun tidak ada.

■ Untuk menjawabnya, saya mengatakan :

1. Bahwa fenomena sihir dizaman Nabi dan sahabat sangat minim.

- Penduduk Arab sebelumnya tidak mengenal sihir kecuali setelah kaum Yahudi masuk ke Madinah.

- Kasus-kasus sihir sangat jarang terjadi dimasa mereka. Jadi, sihir bukan tabiat bangsa Arab Jahiliyah.

■ Jika sihir merupakan sesuatu yg belum terjadi, untuk apa sahabat memfokuskan diri menghadapi itu?

2. Kemudian saya ingin mengajak semuanya merenungkan satu hadits. Rasulullah saw bersabda (artinya) "Barangsiapa yg mampu memberi manfaat kepada saudaranya, maka lakukanlah" (HR. Muslim, no. 2199).

■ Hadits ini sudah cukup mengatakan bahwa menjadikan ruqyah syar'iyyah sebagai spesialis atau profesi dibolehkan. Tentu dgn syarat-syarat yg sudah ditentukan.

■ Seorang peruqyah sangat diperlukan dalam kondisi keimanan masyarakat yg masih lemah dan disana sini masih berkibar panji setan dan banyaknya praktik kesyirikan.

■ Tentu alasan ini belum memuaskan bagi mereka yg tidak setuju.

▶ • Baiklah, mari kita lihat asbaabul wuruud hadits tsb.

■ Sebagaimana ayat al-Qur'an punya asbaab nuzuul, hadits juga punya sebab mengapa Nabi saw menyampaikan haditsnya?

■ Diriwayatkan dari Jabir bahwasanya beliau punya paman (dari pihak ibunya) yg punya kebiasaan meruqyah / menjampi (orang yg terkena gigitan) kalajengking. Rasulullah saw belakangan melarang ruqyah dan terdengar oleh pamannya. Kata Jabir, pamannya datang kepada Rasulullah saw dan bertanya "Ya Rasulallah, sesungguhnya tuan telah melarang ruqyah. Sementara aku sudah terbiasa meruqyah (korban gigitan) kalajengking !". Kemudian Rasulullah saw mengucapkan hadits diatas sbg jawabannya.

■ Padahal ruqyah yg dipraktikkannya adalah ruqyah jahiliyah tapi bermanfaat bagi org lain dan tidak menyimpang.

■ Masih riwayat dari Jabir bahwa ketika Rasulullah saw melarang ruqyah, datanglah kepada beliau keluarga (Alu) 'Amru ibn Hazm. Mereka berkata "Ya Rasulullah, kami punya jampi-jampi (ruqyah) untuk mengatasi sengatan kalajengking. Sementara tuan telah melarang ruqyah". Mereka pun memperlihatkan ruqyahnya. Lalu Rasulullah saw bersabda "Hal itu tidak apa-apa. Barangsiapa yg mampu memberi manfaat kpd saudaranya, maka lakukanlah".

■ Hadits lain dari Jabir ibn Abdullah bahwasanya Rasulullah saw telah membolehkan Bani 'Amru utk meruqyah gangguan ular.

■ Pertanyaan lain muncul, mengapa mereka hanya meruqyah gangguan kalajengking dan ular saja ?

■ Jawabannya adalah karena orang Arab itu tinggal dikampung-kampung yg masih banyak ular dan kalajengkingnya. Sehingga banyak penduduk yg kena gigit ular dan kala. Maka diperlukan ahli ruqyah utk gangguan binatang berbisa.

■ Sebuah konklusi dari keterangan diatas, yaitu "Ketika suatu penyakit telah mewabah, maka diperlukan orang-orang yg memfokuskan diri untuk menanganinya".

■ Analoginya begini : Dulu sebelum dikenal penyakit-penyakit aneh spt sekarang, kita tidak mengenal ada ahli penyakit syaraf, ahli penyakit tulang, ahli penyakit jantung dan sebagainya.

■ Ketika sekarang semua penyakit itu semakin banyak muncul dan menyerang, maka diperlukan orang-orang yg takhassus dibidang itu utk menanganinya.

■ Memang tidak persis sama antara penyakit medis-fisikis dan non medis spt sihir dsb, tapi begitulah tabiat pengobatan. Masing-masing jenis penyakit ada ahlinya.

■ Ketika di suatu wilayah banyak dukun dan tukang sihir, maka keberadaan seorang ahli ruqyah hukumnya fardhu kifayah. Bahkan jika dia sendiri saja yg bisa meruqyah di kampung tersebut, hukumnya menjadi fardhu 'ain.

Wallahu a'lam.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bolehkah Mengkhususkan Diri Menjadi Peruqyah? (Bagian 1)"

Post a Comment