Virus Kapitalisme Dalam Digital Marketing - Sedulor Klenik, dunia supranatural atau orang biasa menyebutnya sebuah mitos, klenik,mistik bahkan berbau goib dan menyan tidak terlepas dengan adanyan Virus Kapitalisme Dalam Digital Marketing. Disadari atau tidak masayarakat sering kali malu-malu untuk menyakininya bahkan ada yang menolak akan keberadaannya. Dan tidak sedikit pula yang menyetujui atau bahkan menjadikan suatu hal yang wajar untuk hal seperti itu. Dan disisi lain dari itu ada pula yang cuma mengaitkanya dengan yang bernama budaya atau tradisi semata tanpa adanya hal yang mendasar dari pada sumber yang berkaitan dengan Virus Kapitalisme Dalam Digital Marketing. Dan percaya atau tidak masyarakatpun baru-baru ini acuh tak acuh dengan hal itu. Terlepas dari itu semua mari kita meandangnya sebuah hal keniscayaan yang ada dan sebagai khasanah budaya local yang patutu untuk kita hormati.
Klenik dan Virus Kapitalisme Dalam Digital Marketing memang asik untuk diperbincangkan dan terkadang membuat kita sendiri penasaran akan hal itu.Menurut wikipedia.org --Klenik (di dalam bahasa Jawa) adalah sesuatu yang tersembunyi atau hal yang dirahasiakan untuk umum. Klenik identik dengan hal-hal mistis yang cenderung berkonotasi negatif. Kamus besar bahasa Indonesia dalam versi daring[1] menempatkan klenik sebagai sebuah aktivitas perdukunan. Klenik juga dikaitkan dengan banyak hal yang tidak dapat dicerna dengan akal namun dipercaya oleh banyak orang. Dalam kultur Jawa ada ilmu yang disebut ilmu tua. Yaitu, ilmu yang diajarkan kepada mereka yang sudah matang dalam kesadarannya. Hal ini dimaksudkan agar tidak disalahgunakan, atau disalahartikan. Ilmu yang demikian ini adalah klenik.
Ilmu Klenik adalah Pengetahuan yang menjelaskan hal-hal yang gaib. Hal-hal yang bersifat tersembunyi. Wilayah misteri. Salah satu ilmu atau pengetahuan yang ada diwilayah klenik adalah agama. Banyak hal dalam agama yang tidak dapat diuji kebenarannya (diverifikasi). Kebenarannya hanya bisa dimengerti oleh mereka yang menempuh ilmu makrifat. Bagi orang awam kebenaran agama cukup diyakini. Ini klenik namanya! Namun jangan salah terima, ini tidak berarti agama menyesatkan orang. Tidak demikian. Hal-hal yang bersifat klenik pun dimaksudkan untuk kesejahteraan manusia. Bukan untuk mendorong manusia ke dunia gelap. Banyak orang yang salah anggapan. Klenik disamakan dengan upaya mengarang agar cocok hasilnya. Orang yang menganggap klenik sebagai othak-athik mathuk, maka ia dapat disamakan dengan Marx yang menganggap agama sebagai candu. Sungguh naif apabila kita tidak memahami suatu ilmu, lalu ilmu itu kita golongkan ke dalam tahayul atau klenik yang selama ini dipahami oleh banyak orang, yaitu othak-athik mathuk.
Klenik sering dikaitkan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia ghaib, paranormal, dukun, mahluk halus, jimat, jin, siluman dan sejenisnya. Jika kita bicara klenik maka yang dipikirkan adalah hal-hal yang tidak dapat dilihat dengan mata dan dianggap mempunyai hubungan langsung dengan manusia. Heboh di dunia klenik dan kaitannya dengan politisi dimulai ketika Akademisi dan Sejarawan JJ Rizal menilai banyak politikus melakukan hal-hal berbau klenik untuk memperlancar karir politik, termasuk salah satu pelakunya adalah PPL. Tindakan PPL nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum naik menjadi Gubernur adalah salah satu bagian dari aktivitas klenik yang dilakukan. Wasekjen PDIP DMP Kristianto menegaskan aktivitas nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum PPL naik jadi Gubernur tak bisa diartikan sebagai klenik. Dia menilai nyekar ke sebuah makam itu merupakan hal yang biasa di Indonesia."Nyekar itu bukan bagian dari klenik, nyekar itu bagian dari budaya," kata DMP saat berbincang dengan detikcom, Kamis (14/11/2013).Pada dasarnya nyekar ke makam merupakan satu dari sekian tradisi yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Jawa. "Kalau nyekar makam itu disebut klenik, berarti misalnya presiden nyekar ke makam pahlawan juga disebut klenik," ujarnya.
DMP mengingatkan, dalam memberikan penilaian terhadap klenik harus diperjelas seperti apa konteksnya. Dia tak setuju jika kegiatan nyekar disebut sebagai salah satu aktivitas berbau klenik."Tolong diperjelas dulu definisi klenik yang dimaksud itu seperti apa," jelas DMP. Bagi para akademisi, yang selalu menggunakan pola pemikiran ilmiah maka klenik dianggap musrik dan sudah tidak jamannya dipakai pada jaman sekarang ini. Boleh dibilang mereka membuat pernyataan ngawur begitu karena itu memang bukan ranah dan wilayah kekuasaan keilmuan mereka. Sama saja orang ekonomi bicara ilmu tehnik, orang tehnik bicara ekonomi makro. Tidak nyambung, mungkin bisa jadi sangat tidak pas. Ibarat bicara matematika geometri kepada orang buta huruf, bicara rumus integral kepada anak playgroup, bukan pada tempatnya. Hal yang sama, ketika para pelaku spiritual, klenikus memberikan tanggapan, mereka tidak dapat menjelaskan gambaran secara utuh hubungan antara dunia nyata dan dunia ghaib, dua dunia dalam satu kesatuan. Karena berbicara dengan para akademisi artinya berbicara menggunakan pemikiran ilmiah dan intelektual, dan lagi-lagi, biasanya ini menjadi tidak nyambung, karena memang bukan ranah dan wilayahnya. Akhirnya dua dunia ini hidup sendiri-sendiri.
Saya akan jelaskan secara utuh kaitan dunia nyata dan kaitannya dengan dunia ghaib, dunia klenik. Sebenarnya dua bagian ini berhubungan langsung satu dengan yang lain. Alam semesta terdiri dari dua dunia, dunia nyata dan dunia tidak nyata. Dunia nyata adalah dunia yang dapat dilihat dengan indra penglihatan secara langsung, sedangkan dunia tidak nyata adalah dunia yang tidak dapat dilihat secara langsung menggunakan indra penglihatan secara langsung. Dunia tidak nyata ini sering disebut dengan dunia ghaib, klenik, perdukunan.
Dapat sedikit memberikan inspirasi berata pentingnya untuk memperdalam ilmu Agama baik itu Tauhid maupun syariat sebagai bekal pondasi untuk mencapai tinggat ketaqwaan dan derajat yang tinggi.Sehinga semoga melalui ulasan Virus Kapitalisme Dalam Digital Marketing, Kita dapat memmetik pelajaran yang terkandung didalamnya dan mampu mengamalkanya.Dengan Virus Kapitalisme Dalam Digital Marketing kita bisa ambil yang baiknya saja
Saya amati, Ilmu Marketing para digital marketer indonesia, rata-rata adalah berbasis BRAIN MANIPULATION. Belum sampai pada Human Service Excellent.
Ilmu marketing berbasis Brain Manipulation itu Memandang konsumen tidak lebih hanya sebatas object, bisa hewan, ikan, cebong, kampretz, wedus, dll. Yang dapat dibujuk rayu, dimanipulasi, bahkan dikadali, dan diperas habis.
Maklum, rata-rata kiblatnya adalah Para Kapitalis Kulonan. Jadi, walau pakai kata-kata yang relijius sekalipun. Semua itu mungkin saja hanyalah sekedar Script Hypnotic Copywriting alias sekedar bahasa iklan. Dan tidak tumbuh dari hati.
Dan kalau sudah begini iklimnya, jangan harap konsumen akan diperlakukan secara manusiawi. Ada uang abang sayang, tak ada uang, ke laut aja lagee... begitu prinsipnya.... hehehehe...
Dan ketika saya meluaskan pandangan, ternyata ini tidak hanya terjadi di dunia digital marketing. Hampir disemua lini yang melibatkan uang, jabatan, & popularitas, baik online ataupun offline. Rata-rata begitu nuansanya.
Benar yang dikatakan orang, bahwa Uang itu tidak beragama. Dan tidak hanya itu, Uang ternyata memang tidak punya hati nurani. Maka, siapapun yang memuja uang. Walau setiap bulannya pergi Umroh, tidak menutup kemungkinan Cahaya hatinya semakin lama akan semakin mati. Na'udzu billahi mindzalik..
Berbeda dengan Marketing Berbasis Human Service Excellent, ini istilah karangan saya sendiri lho ya... hehehe...
Dalam ilmu marketing berbasis pelayanan pada manusia ini. Konsumen dipandang sebagai Partner. Dipandang secara setara. Dan dalam penawaran dan transaksinya, lebih mengedepankan pendekatan yang manusiawi.
Ilmu marketing yang berbasis kemanusiaan inilah yang menurut saya dapat dipandang sebagai KERJA ITU IBADAH.
Tapi sayangnya, walau banyak pebisnis dan marketer yang punya jargon bahwa Bisnisnya adalah ibadah, bisnisnya adalah bisnis untuk menolong orang lain, tapi sesungguhnya jargon itu tidak lebih seperti jargon bisnis jaringan MMM ataupun jargon bisnis Travel Umroh yang kemudian terungkap mengembat dana jamaah.
Begitulah Permainan Dunia... Kemilaunya bisa membutakan mata. Sehingga terlupa, bahwa hidup di dunia ini tidaklah abadi selamanya.
Demikian, sekedar tulisan Pagi ini, untuk muhasabah dan pengingat bagi diri saya sendiri. Semoga juga manfaat untuk anda.
*
Part 2, MODUS MARKETING STRATEGY
Untuk anda yang cari penghasilan dengan menjadi Affiliate dalam Bisnis Online atau Digital Marketing. Maka Sekedar info untuk anda.
Hati-Hati Modus Baru Vendor Digital untuk menikung para affiliate.
Begini modusnya :
Vendor akan meluncurkan product baru dan sudah membuka kran untuk pendaftaran affiliate. Tapi LandingPage Vendor isi sales letternya tidak langsung berisi promo product. Tapi berupa Leads Magnet.
Visitor disuruh daftar dulu dalam Waiting List dengan iming-iming akan diberi hadiah tertentu. Misalnya Free akses ke product utama, Bonus Product tertentu, dll.
Nah... Dengan melakukan langkah di atas. Secara otomatis visitor sudah terdaftar dalam Waiting list milik Vendor atau bahkan sudah jadi member Free dalam system membership Funneling Vendor. Dan secara otomatis pula dia terlepas dari Cookies para Affiliate.
Dengan kata lain, jika nanti product sudah di launch. Dan visitor tersebut kemudian beli product. Maka, para affiliate yang sudah berjasa mendatangkan Traffic ke LandingPage si vendor. Tidak akan dapat apa-apa. Karena visitor tersebut sudah beli langsung dari vendornya.
Modus ini saya lihat sudah mulai banyak dilakukan oleh Para Mastah Digital Marketing di Indonesia.
So...
Hati-hatilah... karena hasil jerih payah dan keringat anda. Bisa dicuri oleh mereka. Tanpa anda sadari.
Part 3 : CELAH & KELEMAHAN DALAM AFFILIATE MARKETING
Ketika tulisan Part 2 di atas saya Forward ke Komunitas para Digital Marketer di Telegram. Kontan saja, saya langsung dikeroyok dan di bully ramai-ramai. Hehehehe... Sepertinya, apa yang saya tulis itu langsung menohok jantung mereka. Sehingga langsung membuat mereka emosi. Yang artinya, apa yang saya tulis itu tanpa sadar sudah mereka akui kebenarannya.
Salah seorang Mastah Digital Marketing malah membuat dua Video penjelasan dengan Topik, Hati-Hati Modus Baru Vendor Digital untuk menikung para affiliate. Untuk menanggapi postingan saya tadi. Yang satu diunggah di Youtube sedangkan yang kedua disiarkan secara Live di akun Facebooknya.
Namun sayangnya, dalam video penjelasan tersebut sama sekali tidak menyentuh esensi dari tulisan saya. Dimana adalah Fakta, bahwa dalam system marketing affiliasi dimana Vendor juga membuka Sesi Free Lead Magnet saat para affiliate sudah mulai bekerja mendatangkan Traffic. Hal itu Akan membuka Celah untuk menghilangnya Fee bagi para affiliate. Walaupun system membershipnya sudah canggih dan dapat merekam Cookies secara akurat.
Mengapa begitu?
Karena Cookies itu hanya terekam oleh Browser dimana sang Visitor membuka LandingPage sesudah Klik suatu Link Affiliate. Permasalahannya, ketika Visitor tersebut kemudian di Follow Up oleh Vendor, baik melalui email ataupun Via Group Hasil Funneling. Si Visitor bisa saja masuk ke landingpage menggunakan Browser yang berbeda dimana dia tidak terikat lagi oleh Cookies affiliate manapun. Nah, jika visitor jadi beli product melalui browser yang berbeda seperti ini, maka hilanglah Hasil Jerih payah sang affiliate yang sudah kerja keras mendatangkan Traffic dan juga Warm Market ke Vendor.
Itulah esensi permasalahannya. Yang ternyata tidak dapat dijawab oleh mereka.
Saya akui, bahwa ada susunan kalimat saya yang salah di dalam tulisan yang tadi, yaitu kalimat ini : Dan secara otomatis pula dia terlepas dari Cookies para Affiliate. Karena proses terlepasnya memang tidak bersifat otomatis, tetapi melalui mekanisme yang sudah saya tulis di Part 3 ini. Tetapi karena tujuan memposting tulisan itu adalah sekedar untuk bahan diskusi agar dapat solusi yang terbaik. Maka, sejak menulisnya saya memang tidak merasa perlu menjelaskannya secara detail. Dan saya hanya memberikan Bahan dasarnya saja. Karena penjelasan yang lebih detail akan berkembang sendiri seirama dengan dinamika diskusi.
Namun, sayangnya. Alih-alih berlangsung suatu diskusi yang mencerahkan untuk memperoleh solusi. Yang ada malah interogerasi, hinaan, dan bullying.
Suatu kelemahan dan celah dalam bisnis affiliasi yang seharusnya dapat ketemu solusinya, jadinya malah kabur. Dan Nasib para affiliate, khususnya yang masih baru terjun dalam dunia affiliasi. Mungkin akan semakin tidak jelas ke depannya. Sungguh sangat disayangkan sebenarnya.
Dunia digital marketing bukanlah Core aktivitas kerja saya, dan disitu saya hanya jadi penggembira dan pemerhati saja. Karena saya senang, jika ada sesuatu yang bermanfaat dan dapat meringankan beban hidup banyak orang. Dan saya lihat, bisnis affiliasi merupakan salah satu solusi yang cukup baik untuk memberikan lapangan pekerjaan bagi para pengangguran ataupun untuk memberikan penghasilan tambahan untuk sahabat yang memiliki keterbatasan modal. Maka sungguh sangat disayangkan jika sampai ada banyak sahabat yang mencoba mencari peruntungan lewat bisnis affiliasi akhirnya harus gigit jari. Karena celah dan kelemahan dalam Affiliate Marketing ini malah dimanfaatkan oleh beberapa Vendor nakal.
Melihat dan mencermati kondisi yang seperti inilah, akhirnya saya menulis Part 1 : VIRUS KAPITALISME DI ERA MILLENIAL. Karena saya berharap hal itu dapat menjadi bahan renungan bersama, agar kita ini jangan sampai kehilangan Hati Nurani dan perikemanusiaan kita, hanya gara-gara dibutakan oleh harta benda duniawi.
Orang jawa bilang, Ngono yo ngono, ning ojo ngono. Artinya, Begitu sih boleh begitu, tapi ya jangan gitu-gitu amat deh... Hehehehe...
Letak agama itu adanya di dalam hati, maka jika seseorang sudah terkunci mati hati nuraninya. Maka, hilanglah semua cahaya agama di dalam dirinya.Walau mulutnya masih fasih membaca kitab suci.
Virus Buta Mata Hati sudah mewabah ke seantero negeri, semoga saya dan juga anda serta anak cucu kita semua, diselamatkan dari Fitnah Zaman yang seperti ini.
Demikian, tulisan saya hari ini yang hadir untuk menyapa pembaca setia Blog NAQSDNA.com semoga tulisan ini ada manfaatnya untuk anda. Dan jika ada salah-salah kata, maka saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima Kasih.
Salam
Edi Sugianto, Founder NAQSDNA
naqsdna.com l dnasukses.com
Ps.
- Info kelas Online Vibrasi, KLIK DI SINI ( http://bit.ly/2FrGOIN )
- Info jadwal workshop terdekat, KLIK DI SINI ( http://bit.ly/2ERClyN )
- Kontak saya di WhatsApp, kirim pesan ke WA No. 0813 8141 1972
Terima Kasih sudah membaca Virus Kapitalisme Dalam Digital Marketing. Silahkan SHARE / BAGIKAN jika anda merasa artikel ini bermanfaat, dan jika anda mau COPAS Artikel ini, sertakan Linknya, agar ada yang bertanggung jawab atas isinya. Terima Kasih.
0 Response to "Virus Kapitalisme Dalam Digital Marketing"
Post a Comment