SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 9)

SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 9) - Sedulor Klenik, dunia supranatural atau orang biasa menyebutnya sebuah mitos, klenik,mistik bahkan berbau goib dan menyan tidak terlepas dengan adanyan SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 9). Disadari atau tidak masayarakat sering kali malu-malu untuk menyakininya bahkan ada yang menolak akan keberadaannya. Dan tidak sedikit pula yang menyetujui atau bahkan menjadikan suatu hal yang wajar untuk hal seperti itu. Dan disisi lain dari itu ada pula yang cuma mengaitkanya dengan yang bernama budaya atau tradisi semata tanpa adanya hal yang mendasar dari pada sumber yang berkaitan dengan SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 9). Dan percaya atau tidak masyarakatpun baru-baru ini acuh tak acuh dengan hal itu. Terlepas dari itu semua mari kita meandangnya sebuah hal keniscayaan yang ada dan sebagai khasanah budaya local yang patutu untuk kita hormati.

Klenik dan SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 9) memang asik untuk diperbincangkan dan terkadang membuat kita sendiri penasaran akan hal itu.Menurut wikipedia.org --Klenik (di dalam bahasa Jawa) adalah sesuatu yang tersembunyi atau hal yang dirahasiakan untuk umum. Klenik identik dengan hal-hal mistis yang cenderung berkonotasi negatif. Kamus besar bahasa Indonesia dalam versi daring[1] menempatkan klenik sebagai sebuah aktivitas perdukunan. Klenik juga dikaitkan dengan banyak hal yang tidak dapat dicerna dengan akal namun dipercaya oleh banyak orang. Dalam kultur Jawa ada ilmu yang disebut ilmu tua. Yaitu, ilmu yang diajarkan kepada mereka yang sudah matang dalam kesadarannya. Hal ini dimaksudkan agar tidak disalahgunakan, atau disalahartikan. Ilmu yang demikian ini adalah klenik.

Ilmu Klenik adalah Pengetahuan yang menjelaskan hal-hal yang gaib. Hal-hal yang bersifat tersembunyi. Wilayah misteri. Salah satu ilmu atau pengetahuan yang ada diwilayah klenik adalah agama. Banyak hal dalam agama yang tidak dapat diuji kebenarannya (diverifikasi). Kebenarannya hanya bisa dimengerti oleh mereka yang menempuh ilmu makrifat. Bagi orang awam kebenaran agama cukup diyakini. Ini klenik namanya! Namun jangan salah terima, ini tidak berarti agama menyesatkan orang. Tidak demikian. Hal-hal yang bersifat klenik pun dimaksudkan untuk kesejahteraan manusia. Bukan untuk mendorong manusia ke dunia gelap. Banyak orang yang salah anggapan. Klenik disamakan dengan upaya mengarang agar cocok hasilnya. Orang yang menganggap klenik sebagai othak-athik mathuk, maka ia dapat disamakan dengan Marx yang menganggap agama sebagai candu. Sungguh naif apabila kita tidak memahami suatu ilmu, lalu ilmu itu kita golongkan ke dalam tahayul atau klenik yang selama ini dipahami oleh banyak orang, yaitu othak-athik mathuk.

Klenik sering dikaitkan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia ghaib, paranormal, dukun, mahluk halus, jimat, jin, siluman dan sejenisnya. Jika kita bicara klenik maka yang dipikirkan adalah hal-hal yang tidak dapat dilihat dengan mata dan dianggap mempunyai hubungan langsung dengan manusia. Heboh di dunia klenik dan kaitannya dengan politisi dimulai ketika Akademisi dan Sejarawan JJ Rizal menilai banyak politikus melakukan hal-hal berbau klenik untuk memperlancar karir politik, termasuk salah satu pelakunya adalah PPL. Tindakan PPL nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum naik menjadi Gubernur adalah salah satu bagian dari aktivitas klenik yang dilakukan. Wasekjen PDIP DMP Kristianto menegaskan aktivitas nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum PPL naik jadi Gubernur tak bisa diartikan sebagai klenik. Dia menilai nyekar ke sebuah makam itu merupakan hal yang biasa di Indonesia."Nyekar itu bukan bagian dari klenik, nyekar itu bagian dari budaya," kata DMP saat berbincang dengan detikcom, Kamis (14/11/2013).Pada dasarnya nyekar ke makam merupakan satu dari sekian tradisi yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Jawa. "Kalau nyekar makam itu disebut klenik, berarti misalnya presiden nyekar ke makam pahlawan juga disebut klenik," ujarnya.

DMP mengingatkan, dalam memberikan penilaian terhadap klenik harus diperjelas seperti apa konteksnya. Dia tak setuju jika kegiatan nyekar disebut sebagai salah satu aktivitas berbau klenik."Tolong diperjelas dulu definisi klenik yang dimaksud itu seperti apa," jelas DMP. Bagi para akademisi, yang selalu menggunakan pola pemikiran ilmiah maka klenik dianggap musrik dan sudah tidak jamannya dipakai pada jaman sekarang ini. Boleh dibilang mereka membuat pernyataan ngawur begitu karena itu memang bukan ranah dan wilayah kekuasaan keilmuan mereka. Sama saja orang ekonomi bicara ilmu tehnik, orang tehnik bicara ekonomi makro. Tidak nyambung, mungkin bisa jadi sangat tidak pas. Ibarat bicara matematika geometri kepada orang buta huruf, bicara rumus integral kepada anak playgroup, bukan pada tempatnya. Hal yang sama, ketika para pelaku spiritual, klenikus memberikan tanggapan, mereka tidak dapat menjelaskan gambaran secara utuh hubungan antara dunia nyata dan dunia ghaib, dua dunia dalam satu kesatuan. Karena berbicara dengan para akademisi artinya berbicara menggunakan pemikiran ilmiah dan intelektual, dan lagi-lagi, biasanya ini menjadi tidak nyambung, karena memang bukan ranah dan wilayahnya. Akhirnya dua dunia ini hidup sendiri-sendiri.

Saya akan jelaskan secara utuh kaitan dunia nyata dan kaitannya dengan dunia ghaib, dunia klenik. Sebenarnya dua bagian ini berhubungan langsung satu dengan yang lain. Alam semesta terdiri dari dua dunia, dunia nyata dan dunia tidak nyata. Dunia nyata adalah dunia yang dapat dilihat dengan indra penglihatan secara langsung, sedangkan dunia tidak nyata adalah dunia yang tidak dapat dilihat secara langsung menggunakan indra penglihatan secara langsung. Dunia tidak nyata ini sering disebut dengan dunia ghaib, klenik, perdukunan.

Dapat sedikit memberikan inspirasi berata pentingnya untuk memperdalam ilmu Agama baik itu Tauhid maupun syariat sebagai bekal pondasi untuk mencapai tinggat ketaqwaan dan derajat yang tinggi.Sehinga semoga melalui ulasan SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 9), Kita dapat memmetik pelajaran yang terkandung didalamnya dan mampu mengamalkanya.Dengan SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 9) kita bisa ambil yang baiknya saja

SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN

AGAR DOA MENJADI KEKUATAN DIGDAYA

BAGIAN 9

MEMILIH WAKTU-WAKTU YANG MUSTAJAB

Doa Seorang Musafir

Pertama, Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu berkata, "Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wassalam bersabda :
*ثلاث دعوات مسثجابات : دعوة المظلوم، ودعوة المسافر، ودعوة الوالد على ولده*
"Tiga doa yang mustajab, tak diragukan lagi; (yakni) doa orang yang dizhalimi, doa musafir, dan doa Ayah terhadap anaknya." (HR Tirmidzi)

Al-Mubarakfuri berkata, "Sabda beliau, Doa orang yang dizhalimi, yaitu doa baiknya untuk orang yang membantu atau menghiburnya, maupun doa buruknya terhadap orang yang menzholiminya, apapun bentuk kezhalimannya. Ungkapan, 'Doa Musafir, boleh jadi maksudnya adalah doa baiknya untuk orang yang berbuat baik kepadanya, atau doa buruknya terhadap orang yang mengganggu serta bertindak jahat kepada dirinya. Mengingat, doa musafir tak lepas dari ketidakberdayaan. Adapun ungkapan, 'Dan doa ayah terhadap anaknya; tidak disebutkannya ibu dalam hadits ini karena hak ayah lebih besar, sehingga otomatis doa nya juga lebih mujarab." (Tuhfatul Ahwadzi, IX: 287)

Kedua, Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu berkata, "Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, "Tiga doa yang mustajab, tidak ada keraguan padanya; (yakni) doa ayah terhadap anaknya, doa musafir, dan doa orang yang dizhalimi." (HR. Bukhari, Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi)

Al-Munawi berkata, "Sabda beliau, "Tiga doa yang mustajab, tidak ada keraguan padanya" maksudnya pada pengabulannya. "Doa orang yang dizhalimi" atas orang yang yang menzhaliminya, meskipun ia suka berbuat dosa. Sebab perbuatan dosanya menjadi urusan dirinya sendiri. "Dan doa ayah terhadap anaknya" mengingat seorang ayah benar-benar mengasihi anaknya dan banyak berkorban demi kebaikannya. Manakala kasih sayangnya benar, maka doanya pun mustajab. Beliau tidak menyebutkan ibu, padahal haknya yang lebih besar terhadap bakti anak mengindikasikan doa nya lebih mungkin diijabah dibanding ayah, karena masalah ini sudah sama sama diketahui". (Faidhul Qadir, III : 301)

Doa Di Hari Arafah

Dari Amru bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya bahwa Nabi Shollallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, "Sebaik-baik doa adalah doa di hari Arafah. Dan, sebaik-baik apa yang aku katakan dan para nabi sebelumku adalah, "Tidak ada Ilah yang berhak untuk diibadahi secara benar selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Hanya milik-Nya semua kerajaan dan hanya kepunyaan-Nya segala pujian. Dan, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu". (HR. Tirmidzi)

Al-Munawi berkata, "Sabda beliau, "Sebaik-baik doa adalah doa hari Arafah" 'Penisbahan (idhafah) doa kepada hari Arafah menyimpan arti huruf lam (untuk) sehingga maksudnya, doa yang dikhususkan untuk hari itu. Demikian dinyatakan oleh Ath-Thibi. Disebut doa, padahal berupa sanjungan, karena manakala dzikir dan doa sama-sama mendatangkan pahala dan sebagai jembatan memperoleh sesuatu yang diminta, maka seolah-olah dzikir menjadi bagian doa. "Dan sebaik-baik apa yang aku katakan," Ath-Thibi berkata, Maksudnya, apa yang aku dakwahkan. Ungkapan "Dan para nabi sebelumku" Yang kongkrit, maksud para nabi di sini adalah para Rasul. "Tidak ada Ilah," yakni tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi secara benar di alam semesta ini, "Selain Allah" yang keberadaan Dzat-Nya menjadi kepastian (wajibul wujud). Ungkapan "semata" untuk menguatkan keesaan Dzat dan sifat-sifat Allah. "Tiada sekutu bagi-Nya" untuk menguatkan keesaan Allah dalam perbuatan-perbuatan-Nya." (tauhidul af'al)

Doa Di Hari Jum'at

Dari Abu Lubabah bin Abdul Mundzir Radhiyallahu 'Anhu berkata "Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wassalam bersabda,

“Sesungguhnya hari jum’at adalah penghulu hari-hari dan hari yang paling mulia di sisi Allah. Bahkan bagi Allah, hari jum’at lebih agung dibanding hari raya Idhul Fitri dan Idul Adha di sisi Allah, pada hari jum’at terdapat lima peristiwa, diciptakannya Adam dan diturunkannya ke bumi, pada hari jum’at juga Adam dimatikan, di hari jum’at terdapat waktu yang mana jika seseorang meminta kepada Allah maka akan dikabulkan selama tidak memohon yang haram, dan di hari jum’at pula akan terjadi kiamat, tidaklah seseorang malaikat yang dekat di sisi Allah, tiada pula langit, bumi, angin, gunung dan lautan kecuali takut kepada hari jum'at, kalau-kalau kiamat terjadi di hari itu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah)

Doa yang paling mungkin dikabulkan pada hari jum'at adalah yang dilakukan di waktu antara imam (khatib) duduk hingga shalat selesai ditunaikan. Atau pada saat setelah Ashar dan sebelum maghrib tiba, berdasarkan hadits
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

*إن في الجمعة ساعة لا يوافقها مسلم وهو في صلاة يسأل الله خيرا الا آتاه إياه قال وقللها*

“Sesungguhnya, di hari Jumat, ada satu waktu; tidaklah seorang muslim yang shalat, dia memohon kebaikan kepada Allah, dan bertepatan dengan waktu tersebut, kecuali Allah pasti akan mengabulkannya.” (HR. Ahmad; statusnya sahih)

Juga hadits Anas Radhiyallahu 'Anhu berkata, "Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, "Burulah waktu yang diharapkan (doa dikabulkan) di hari Jum'at, setelah Ashar hingga matahari terbenam". (HR. Tirmidzi)

Terdapat perbedaan pendapat para ulama tentang waktu mustajab di hari Jum'at.

Imam Nawawi mengatakan, "Al-Qadhi berkata, 'Ulama salaf berbeda pendapat tentang kapankah waktu mustajab ini dan terkait pengertian sabda beliau 'berdiri shalat'. Diantara mereka berpendapat bahwa waktunya dari setelah shalat Ashar hingga terbenam matahari. Mereka mengatakan, pengertian 'shalat' adalah berdoa dan maksud 'berdiri' yakni melazimi dan terus melakukannya. Sebagaimana firman Allah, ".......kecuali jika kamu terus menagihnya..." (Ali Imran: 75). Sedangkan yang lain berpendapat, waktunya dari sejak imam (khatib) keluar (menuju masjid) hingga shalat usai dikerjakan'. Kemudian Al-Qadhi membawakan beberapa pendapat lain, "Imam Nawawi melanjutkan, "Yang benar dan tepat adalah pendapat yang sesuai dengan riwayat Muslim dari hadits Abu Musa, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam bahwa waktu tersebut antara imam (khatib) duduk hingga shalat ditunaikan". (Shahih muslim bi syahrin Nawawi, IV,V,VI: 454)

Hasan Al-Bashri dan Abul 'Aliyah menyatakan, "Waktunya pada saat matahari mulai condong ke barat (masuk waktu zhuhur)". Masih ada pendapat ketiga dalam masalah ini, yaitu apabila muadzin telah mengumandangkan adzan untuk shalat Jum'at. Pendapat ini diriwayatkan dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha. Kami meriwayatkan dari Hasan Al-Bashri, ia berkata, "Waktunya adalah ketika imam (khatib) telah duduk di atas mimbar hingga ia selesai (berkhutbah)". Sedangkan Abu Burdah berpendapat, "Itu adalah waktu yang Allah pilih agar shalat dikerjakan di waktu itu ". Abu Sawwar Al-Adawi berkata, "Mereka berpendapat bahwa doa yang dilakukan di waktu antara matahari condong ke barat (masuk waktu zhuhur) hingga memulai shalat adalah mustajab. Kemudian pendapat ketujuh, waktu antara matahari naik satu jengkal hingga satu hasta. Kami meriwayatkan pendapat ini dari Abu Dzar Radhiyallahu 'Anhu. Dan pendapat ke delapan, yaitu antara waktu shalat Ashar hingga matahari terbenan. Demikianlah yang dikatakan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu dan disetujui oleh Thawus serta Abdullah bin Salam. Wallahu A'lam.

Dikutip dan diringkas oleh : *Aguslim R Koto*

Al-Qaulul Mubin fima Yathrudul Jinni wasy Syayathin
Syaikh Abu Al Barra' Usamah bin Yasin Al-Ma'ani

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SERIAL AMALAN-AMALAN PENGUSIR SETAN (BAGIAN 9)"

Post a Comment